kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Koreksi terus mengintai harga batubara


Senin, 06 Maret 2017 / 19:21 WIB
Koreksi terus mengintai harga batubara


Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Performa batubara tak kunjung membaik. Meski harga masih bertengger di atas level US$ 80,00 per metrik ton namun beban fundamental diprediksi masih akan membuat harga batubara terus merosot.

Mengutip Bloomberg, Jumat (3/3) harga batubara kontrak pengiriman Mei 2017 di ICE Futures Exchange menukik 1,83% ke level US$ 80,05 per metrik ton dibanding hari sebelumnya. Harga ini pun sudah tergerus 3,08% dalam sepekan terakhir.

Wahyu Tribowo Laksono, Analis PT Central Capital Futures menuturkan belum banyak isu baru yang mempengaruhi pergerakan harga batubara. Beban koreksi saat ini datang dari penurunan harga minyak mentah yang signifikan. Efeknya harga komoditas energi seperti batubara pun terkena imbas negatif.

Katalis negatif lain juga datang dari kenaikan produksi batubara India Februari 2017 lalu. Dilaporkan oleh Coal India Ltd, salah satu produsen terbesar batubara India, bahwa produksinya naik 6,5% menjadi 54,3 juta ton dibanding Februari 2016 lalu. Bahkan kenaikan produksi ini pun masih kurang dari target Coal India Ltd yakni di level 56,8 juta ton.

“Ada pengaruh memang dari India, rencana mereka untuk terus menggenjot produksi malah bisa menjadi tekanan lanjutan bagi harga batubara,” jelas Wahyu.

Karena pada saat yang bersamaan dilaporkan pengiriman batubara India Februari 2017 melesat 4,8% menjadi 47,73 juta ton. Atau jauh dari target yakni 50,6 juta ton.

Artinya untuk beberapa waktu ke depan, pasar global masih akan dibanjiri oleh upaya India memaksimalkan produksinya. “Padahal di saat yang bersamaan harga gas alam terhitung sedang rendah dan jauh lebih ramah lingkungan, ini bisa semakin menekan harga batubara,” imbuh Wahyu.

“Maka bukan tidak mungkin harga terus menurun walau memang support kuatnya tetap di US$ 79,00 per metrik ton dan tampaknya belum akan ditembus,” tebak Wahyu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×