Reporter: Nadya Zahira | Editor: Noverius Laoli
Tak hanya itu, dia menilai, kenaikan harga platinum juga didorong oleh permintaan kebutuhan kendaraan listrik. Pasalnya, logam ini digunakan dalam konverter katalitik untuk membersihkan asap knalpot oleh sektor otomotif.
Kendati begitu, dia mengatakan bahwa pasar platinum kemungkinan akan mengalami defisit satu tahun lagi pada tahun 2024, karena persediaan tambang yang melemah dan platinum daur ulang menghadapi risiko yang cukup besar.
Namun, permintaan industri otomotif terhadap logam tersebut merupakan yang terkuat dalam tujuh tahun terakhir, sehingga membuat harga platinum tetap stabil dan naik.
Baca Juga: Harga Emas Antam Tak Bergerak di Level Rp 1.130.000 Per Gram Pada Hari Ini (3/12)
"Logam mulia ini diperkirakan mengalami defisit pasar sebesar US$ 418.000 ons pada tahun 2024, dari perkiraan sebelumnya sebesar US$ 353.000 ons, di tengah ketegangan pasokan dari sektor pertambangan dan penurunan tingkat daur ulang, menurut laporan baru dari World Platinum Investment Council," kata dia
Wahyu menilai, perkiraan kapan berkurangnya permintaan PGM dari produsen mobil akan sangat bervariasi, dan bergantung pada pandangan penjualan kendaraan pembakaran internal murni di masa depan dibandingkan kendaraan hibrida atau listrik.
"Menurut analis di Macquarie, permintaan platinum dan paladium dari sektor otomotif akan mulai menurun setelah tahun 2025," ujarnya.
Baca Juga: Harga Emas Antam Tak Bergerak di Level Rp 1.114.000 Per Gram Pada Hari Ini (17/12)
Wahyu pun memprediksi harga platinum akan diperdagangkan pada US$ 1.102 per ons troi pada akhir kuartal ini. Sedangkan pada akhir tahun 2024, harga platinum akan berada di posisi US$ 1.165 per ons troi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News