kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Koreksi pasar obligasi hanya sementara


Rabu, 10 Juni 2015 / 08:16 WIB
Koreksi pasar obligasi hanya sementara
ILUSTRASI. Berapa Ukuran Download Honkai: Star Rail 1.6 Android, iOS, PC? Pra-Unduh Sudah Dibuka


Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Koreksi pasar surat utang negara (SUN) memicu yield seri acuan alias benchmark bertengger di level tertinggi tahun ini. Bahkan, yield tiga dari empat seri acuan jauh di atas kupon penetapan awal. Artinya, harga obligasi seri acuan sudah turun di bawah harga par.

Mengutip Bloomberg, Senin (8/6), yield seri FR0070 bertenor 10 tahun bertengger di level 8,71%. Padahal, kupon penetapan awal sebesar 8,37%.Lalu, yield seri FR0069 jangka waktu 5 tahun merangkak ke level 8,35%, jauh di atas kupon perdana, yakni 7,87%.

Begitu juga, yield seri FR0068 bertenor 20 tahun yang naik ke posisi 8,89% pada Senin (8/6). Bandingkan dengan kupon penetapan awal di level 8,37%. Meskipun, kemarin, harga seluruh seri acuan sedikit rebound.

Asal tahu saja, ketika pasar tertekan pada Senin (8/6), dana asing yang keluar dari pasar SUN dalam sehari mencapai Rp 3,17 triliun. Dus, porsi asing menyusut dari semula 38,51% menjadi 38,27%.

Analis obligasi Sucorinvest Central Gani Ariawan mengatakan, ada tiga faktor pelemahan pasar SUN domestik. Pertama, tren yield global yang cenderung naik akibat spekulasi kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed). Kedua, kinerja rupiah yang terus memburuk. "Terakhir, ekspektasi kenaikan inflasi menjelang Idul Fitri," jelas Ariawan, Selasa (9/6).

Meski demikian, menurutnya, investor asing sudah kembali masuk ke pasar obligasi domestik. Buktinya, pada lelang SUN, kemarin, penawaran yang masuk mencapai Rp 25,28 triliun. Pemerintah menyerap senilai 15 triliun pada lelang tersebut.

Ariawan menilai, asing hanya keluar sementara. Mereka tetap meminati SUN domestik, sebab yield masih menarik. "Sebab, jarak (spread) antara yield SUN domestik dengan obligasi Amerika Serikat (US Treasury) semakin melebar," ungkapnya.

Contohnya, saat ini, perbandingan SUN domestik dan US Treasury bertenor 10 tahun sekitar 630 basis poin (bsp). Padahal rata-rata sepanjang 2015, hanya 550 bsp. Stabil di semester II Ariawan optimistis, pasar SUN akan segera stabil pada semester kedua nanti. Pasalnya, laju inflasi bakal kembali normal. “Terlebih jika ada kepastian The Fed mengerek suku bunga,” ujarnya.

Head of Debt Research Danareksa Sekuritas, Yudistira Slamet juga memperkirakan, kinerja pasar SUN lebih tenang pasca Hari Raya Idul Fitri. Syaratnya, rupiah tidak melemah signifikan dari level saat ini. “Sebenarnya investor asing tidak ke mana-mana. Setelah menjual SUN, mereka akan segera masuk lagi, sebab yield menarik,” ujarnya.

Bahkan prediksinya, investor asing terus membeli SUN memanfaatkan pelemahan rupiah. Mereka akan mendulang untung pertukaran kurs saat nanti rupiah menguat. Prediksi Yudistira, SUN tenor 10 tahun pada akhir Juli mendatang bisa kembali turun ke level 8% hingga 8,25%. Ini dengan asumsi rupiah tidak melemah signifikan.

Adapun, kepemilikan asing di SUN diperkirakan mencapai Rp 526 triliun, dengan porsi 38%- 39%, pada akhir Juli 2015. Ariawan menduga, dalam dua hingga tiga bulan mendatang, yield seri FR0070 bisa stabil di level 8%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×