Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah turun mendekati level US$ 50 per barel setelah data industri Amerika Serikat (AS) menunjukkan adanya kenaikan cadangan bensin.
Mengutip Bloomberg, Rabu (4/10) pukul 13.53 WIB, harga minyak WTI kontrak pengiriman November 2017 di New York Mercantile Exchange terkikis 0,5% ke level US$ 50,17 per barel dibanding sehari sebelumnya.
American Petroleum Institute (API) merilis laporan pasokan bensin AS naik 4,9 juta barel pekan lalu. Angka tersebut merupakan kenaikan terbesar sejak Januari jika tercermin dalam data resmi pemerintah yang dirilis hari Rabu ini (4/10). Stok minyak mentah di Cushing, Oklahoma, naik sebesar 2,08 juta barel.
Sementara reli bulan lalu mengirim minyak ke tren bullish di tengah prospek permintaan yang lebih kuat, harga minyak juga masih berjuang untuk bertahan di atas $ 52 per barel.
Sebab, kekhawatiran kenaikan output AS dapat mengimbangi penurunan pasokan minyak OPEC. Berdasarkan UBS Group AS, OPEC dan sekutunya perlu memperpanjang pembatasan produksi yang disepakati hingga Maret 2018 setidaknya selama tiga bulan untuk mendukung harga.
"Risiko sekarang mengarah pada penurunan harga minyak," kata Michael McCarthy, kepala strategi CMC Markets di Sydney, seperti dikutip Bloomberg, Rabu (4/10).
"Tekanan di bawah US$ 50 bisa memicu penjualan teknis dan minyak WTI bisa memasuki kisaran perdagangan lama yakni US$ 47,50 sampai US$ 49,50", imbuhnya.
Data API yang dirilis Selasa (3/10) menunjukkan stok minyak AS turun 4,08 juta barel pekan lalu. Energy Information Administration (EIA) akan merilis data resmi malam ini. Sementara survei Bloomberg memperkirakan stok minyak AS pekan lalu akan turun 500.000 barel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News