Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Agung Jatmiko
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Saham emiten LQ45 masih berpotensi koreksi hingga akhir tahun. Berdasarkan Bloomberg, harga saham LQ45 secara year to date (ytd) sudah terkoreksi hingga 11,97% di harga Rp 950,77.
Koreksi tersebut dua kali lipat lebih dalam, dari koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara ytd yang terkoreksi 5,48%. Adapun emiten LQ45 yang harga sahamnya paling tertekan sejak awal tahun menurut Bloomberg adalah, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) sebanyak 33,39%, PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) 32,57%, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) 31,37%, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) 29% dan PT PP Tbk (PTPP) 26,14%.
Analis Trimegah Sekuritas Rovandi mengatakan, hingga akhir tahun, indeks cenderung masih akan tertekan, sehingga investor perlu selektif untuk masuk ke saham LQ45.
"Kebanyakan sentimen negatif bagi LQ45, tren akhir tahun indeks akan tertekan. Kecuali sektor komoditi (LQ45), seiring kenaikan harga batubara dan minyak mentah justru berkah," katanya kepada Kontan, Jumat (3/8).
Beberapa emiten yang diperkirakan masih akan melanjutkan koreksi hingga akhir tahun adalah, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Untuk saham UNVR analis memberikan rekomendasi jual dengan target harga Rp 44.000 per saham. Sepanjang 2018 harga saham UNVR telah terkoreksi sebanyak 19,59%.
Proyeksi saham lainnya yang berpotensi terkoreksi hingga akhir tahun adalah, PT Adhi Karya Tbk (ADHI) dengan target harga Rp 3.050, di mana sepanjang 2018 saham ADHI sudah terkoreksi sebanyak 14,85%.
Terakhir adalah harga saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dengan rekomendasi netral atau wait and see dengan target harga Rp 4.500. Sepanjang 2018, saham HMSP telah mencatatkan koreksi sebanyak 20,30%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News