Reporter: Agus Triyono, Febrina Ratna Iskana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Harga minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) tertekan selama tiga hari perdagangan terakhir. Spekulasi pasar bahwa cadangan CPO di Malaysia pada sepanjang November ini akan tinggi, telah menjauhkan CPO dari level harga tertinggi minyak sawit dalam 14 bulan pada pekan lalu.
Di Bursa Derivatif Malaysia sampai dengan Selasa (26/11) pukul 15.18 WIB, harga minyak kelapa sawit untuk pengiriman Februari 2014 turun 0,65% menjadi RM 2.613 per ton. Harga CPO ini anjlok 1,51% dari level tertinggi, Kamis pekan lalu (21/11). Kala itu, harga CPO bertengger di level RM 2.653 per ton.
Harga CPO, pekan lalu, sempat naik dipicu oleh spekulasi pasar bahwa curah hujan tinggi belakangan ini akan mengurangi tingkat produksi CPO sebesar 15%- 20%.
Tapi, kenaikan itu tidak berlangsung lama. Pada akhir pekan lalu, harga CPO tertekan setelah Surveyor Intertek melaporkan bahwa sepanjang 20 hari pertama November tingkat ekspor CPO dari Malaysia turun 2% dari periode sama bulan Oktober. Dewan Sawit Malaysia melaporkan, tingkat produksi CPO Malaysia bulan Oktober mencapai 1,97 juta ton atau tertinggi sejak September 2012.
Zulfirman Basir, analis Monex Investindo Futures mengatakan, tekanan harga CPO ditambah oleh faktor teknikal akibat penguatan tajam harga CPO pekan lalu. "Ini hanya profit taking atas kenaikan tajam kemarin," kata dia.
Zulfirman memperkirakan, harga CPO masih akan melanjutkan penguatan walaupun sifatnya terbatas. Perkiraan ini dibuat berdasarkan rencana pemberlakukan pajak ekspor CPO dari Malaysia dan Indonesia awal Desember mendatang. "Itu akan menggerogoti outlook ekspor CPO sehingga membuat harganya bisa kembali kuat," katanya.
Senada, Suluh Adil Wicaksono, analis Millennium Penata Futures juga memperkirakan, harga CPO masih berpotensi melanjutkan penguatan. Potensi tersebut dipicu oleh tingkat persediaan minyak kedelai di Chicago yang mulai terbatas, serta tingginya curah hujan yang diperkirakan akan mengganggu produksi CPO.
Menurut Zulfirman, dalam sepekan ke depan, harga CPO akan bergerak datar secara teknikal. Indikator stochastic yang berada di level 65 dan bergerak turun yang menunjukkan bahwa harga CPO akan melemah. Relative strength index (RSI) yang berada di level 59 juga mengindikasikan bahwa harga CPO masih akan tertekan.
Moving average convergence divergence (MACD) yang berada di area positif 48 dan masih menunjukkan adanya potensi penguatan akan mengimbangi tekanan. Posisi harga yang berada di atas moving average (MA) 50, MA 100 dan MA 200 juga membatasi pelemahan harga CPO.
Zulfirman memperkirakan, sepekan ke depan, harga CPO akan bergerak datar di kisaran RM 2.545-RM 2.690 per ton. Sedangkan, Suluh memprediksi, sepekan ke depan, harga CPO akan bergerak di kisaran harga RM 2.600-RM 2.630 per ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News