kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Koperasi BEI dan Aiqqon Triarta Mas dorong gerakan non tunai dan UMKM go digital


Senin, 15 Juli 2019 / 12:54 WIB
Koperasi BEI dan Aiqqon Triarta Mas dorong gerakan non tunai dan UMKM go digital


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan teknologi finansial PT Aiqqon Triarta Mas bersama Koperasi Karyawan Bursa Efek Indonesia (BEI) meluncurkan perangkat non-tunai bernama Aiqqon untuk mensukseskan Gerakan Nasional Non Tunai dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Go Digital.

Sederhananya, Aiqqon adalah aplikasi digital electronic data capture (EDC) yang menerima pembayaran melalui transaksi uang elektronik sepert Ovo, Gopay, Linkaja serta kartu kredit tanpa harus menggunakan mesin EDC dan proses due-digilent yang menyulitkan.

Beberapa instrumen pembayaran tersebut dapat divalidasi menggunakan satu aplikasi yakni Aiqqon saja. Aplikasi ini merupakan alternatif proses transaksi yang berbiaya murah, universal, mobile dan fleksibel.

Dalam peluncurannya hari ini, Direktur Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko Bursa Efek Indonesia Fitri Hadi menyatakan aplikasi ini memudahkan transaksi dan memperluas layanan cakupan koperasi.

“BEI berharap dengan adanya aplikasi Aiqqon dapat tercipta ekosistem baru di mana pembayaran non tunai bisa memberi manfaat dan meningkatkan inklusi keuangan,” jelasnya di Mainhall BEI, Senin (15/7).

Hadi menjelaskan melihat BEI sebagai industri jasa keuangan nasional mendukung upaya ini dalam menciptakan inkubator layanan digital yang disediakan startup guna membantu pertumbuhan 63 juta UMKM di Indonesia.

Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional Arif Budimanta yang turut memberi sambutan hari ini menambahkan, kehadiran Aiqqon selaras dengan kerangka momentum UMKM go digital.

“Indonesia memiliki 63 juta UMKM dengan rincian 62 juta usaha mikro dengan omzet Rp 76 juta per tahun dan 750.000 usaha kecil dengan omzet Rp 2,6 miliar per tahun. Namun hanya 10% yang menggunakan transaksi non tunai,” ujarnya.

Menurut Arif, kalau berbicara mengenai UMKM ada dua hal yang harus ditegaskan yakni akses pasar dan permodalan. Menurut Arif, kalau Indonesia dapat meningkatkan akses pasar dengan maksimal, pertumbuhan ekonomi bisa naik hingga 7% dari sektor UMKM saja.

Arif bilang dengan meningkatkan akses permodalan tentunya juga meningkatkan omzet dan memperluas jangkauan pasar dan dapat mengakomodir seluruh usaha UMKM dan mikro di Indonesia.

Founder Aiqqon Thomas Nugroho mengatakan, Aiqqon melihat peluang ini untuk turut berkontribusi dalam sektor bisnis digital, terkhusus teknologi finansial (tekfin).

“Lewat langkah pertama koperasi BEI untuk lebih digital, diharapkan sebagai awalan bagi UMKM seluruh Indonesia bisa mencontoh ,” jelasnya.

Thomas menjelaskan Aiqqon dibuat untuk UMKM yang sulit mendapatkan mesin EDC sehingga pelaku usaha dapat menerima pembayaran kartu kredit hanya dari satu aplikasi. Thomas optimistis dapat meningkatkan penetrasi digital dan cashless.

Thomas bilang Aiqqon sebagai aplikasi yang memberikan solusi offline dengan rasa online dan bukan hanya UMKM saja yang dapat merasakan, tetapi profesi mikro lainnya untuk bisa menerima pembayaran elektronik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×