kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Konversi waran minim, ini penyebabnya


Senin, 05 Februari 2018 / 19:37 WIB
Konversi waran minim, ini penyebabnya


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banyak waran emiten bertebaran di pasar saham domestik. Tapi, peminatnya masih sedikit. Hal ini tercermin dari masih minimnya realisasi konversi waran ke saham.

Banyak faktor yang membuat waran tak sepopuler saham. Salah satunya, pemegang waran lupa untuk mengkonversi.

Pasalnya, waran baru bisa dikonversi enam bulan setelah diperoleh. "Setelah enam bulan, belum tentu masih ingat punya waran," ujar Head of Research Ekuator Swarna Sekuritas David Sutyanto kepada Kontan.co.id, Senin (5/2).

Itu alasan yang paling sederhana dan juga paling umum. Tapi, ada juga alasan yang lebih berbobot, soal harga. Waran akan lebih menarik jika jumlah harga konversi dan harga pasarnya masih di bawah harga saham.

Contoh, waran PT Bintang Oto Global Tbk (BOGA-W). Harga konversi BOGA-W Rp 110 per waran. Harga warannya di pasar Rp 490 per waran. Jika ditotal, harganya Rp 600, masih di bawah harga saham BOGA sekarang Rp 620 per saham.

Selayaknya rights issue, waran akan lebih menarik jika harganya masih di bawah harga saham, karena dengan modal yang lebih sedikit, bisa memperoleh saham yang lebih mahal. "Secara ekonomis, lebih efisien jika total harganya di bawah harga saham," imbuh David.

Hal itu juga yang menjadi alasan waran HOTL (HOTL-W) tidak laku. Mengutip data KSEI, harga konversi HOTL-W Rp 220 per saham, jauh di atas harga saham HOTL yang sejak awal tahun tidak pernah lebih tinggi dari Rp 111 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×