Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Kontrak berjangka timah di Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) resmi diperdagangkan, Rabu siang (1/2). Launching perdana perdagangan kontrak berkode dagang INATIN ini diresmikan langsung oleh Direktur Utama BKDI Megain Widjaya di Gedung BKDI, Jakarta.
Peluncuran kontrak baru ini juga dihadiri Kepala Bappepti Syahrul R. Sempurnajaya, Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisna Mukti, dan KetuaKomite Timah Wachid Usman.
Sebagai informasi, kontrak timah ini diperdagangkan dengan menggunakan nilai tukar dollar AS. Ini lantaran, BKDI juga membidik investor asing, selain investor dari dalam negeri. Setiap 1 lot kontrak bernilai 5 metrik ton.
Megain optimis, dengan adanya pasar international timah di Indonesia, dapat menjamin stabilitas harga dan meminimalisir gejolak pasar. Menurut catatannya, harga timah dunia sempat naik hingga menyentuh US$ 33.000 per ton di 2011, namun kemudian anjlok dalam sampai US$ 19.000 per ton.
Adapun, menjelang peresmian transaksi INATIN sejak 15 Januari lalu, harga timah sudah naik kembali sebesar 26% ke level US$ 24.000 per ton. "Oleh karena itu, dengan adanya pasar timah ini diharapkan dapat merefleksikan harga dari supply (penawaran) dan demand (permintaan) barang yang sebenarnya," ujarnya, Rabu (1/2).
Transaksi INATIN ini akan dimulai pukul 14.30 WIB dan berakhir pukul 14.45 WIB. Transaksi dilakukan setiap hari kerja. Kemudian, setelah proses pembentukan harga terjadi selama 15 menit, pada pukul 14.46 akan keluar harga equilibriumnya (keseimbangannya). Pembentukan harga saat ini, diikuti oleh 9 broker dan dua supplier, yaitu dari PT Timah Tbk dan PT Tambang Timah.
Megain menargetkan, untuk hari ini, bisa meraih transaksi sebesar 100 ton atau dengan nilai transaksi mencapai US$ 2,4 juta. Adapun, sampai akhir tahun ini, ditargetkan total volume transaksi mencapai 10.000 ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News