Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas, Dupla Kartini | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Bursa Komoditas dan Derivatif Indonesia (BKDI) akan resmi melaunching perdagangan kontrak timah, pada siang ini (1/2). Kontrak yang menggunakan kode INATIN ini akan diperdagangkan dengan menggunakan denominasi dollar AS. Setiap 1 lot bernilai 5 metrik ton.
Direktur Utama Megain Wdijaja menuturkan, penggunaan dollar AS sebagai nilai tukar, karena BKDI juga membidik investor asing, selain investor domestik. "Target volume transaksi hari ini sebesar 100 ton, dengan nilai transaksi diperkirakan mencapai US$ 2,4 juta," ungkapnya kepada KONTAN, Rabu (1/2). Adapun, target volume transaksi hingga akhir tahun ini mencapai 10.000 ton.
Menurut Megain, alasan diluncurkannya kontrak timah ini, karena melihat Indonesia sebagai pengekspor timah terbesar di dunia. Harga timah di Indonesia seharusnya menjadi acuan untuk harga komoditas timah. Nah, kadar timah yang diperdagangkan yaitu sebesar 99,9%, yang diproduksi oleh PT Timah Tbk (TINS) dan PT Tambang Timah.
Pelabuhan tempat penyerahan fisik, antara lain di Mentok-Pulau Bangka, Pelabuhan Pangkal Balam-Pangkal Pinang di Pulau Bangka, dan pelabuhan lainnya yang sewaktu-waktu bisa ditetapkan oleh BKDI.
Megain bilang, hingga jelang peluncuran kontrak baru ini, sudah ada 9 Anggota Bursa atau broker yang siap memperdagangkan kontrak ini. Tiga diantaranya broker asing, yaitu dari Korea, India, dan Singapura.
Launching perdana kontrak timah ini rencananya akan dihadiri Menteri BUMN Dahlan Iskan, Menteri ESDM Jero Wacik, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, Kepala Bappebti Syahrul R. Sempurnajaya, juga Gubernur Provinsi Bangka Belitung Eko Maulana Ali, beserta 9 AB.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
