Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SINGAPURA. Kontrak forward rupiah untuk pengantaran satu bulan ke depan mengakhiri penguatan yang sudah berlangsung selama empat hari terakhir. Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pada pukul 09.29 waktu Jakarta, kontrak non deliverable forwards untuk pengantaran satu bulan ke depan melemah 0,1% menjadi 9.714 per dollar AS.
Sementara, jika dibandingkan, kontrak NDF rupiah lebih lemah 0,2% dibandingkan kurs rupiah di pasar spot yang pagi ini melemah 0,1% menjadi 9.690 per dollar AS.
Pelemahan rupiah yang terjadi hari ini disinyalir berkaitan dengan semakin membaiknya perekonomian AS. Hal tersebut memicu spekulasi bahwa the Federal Reserve akan mempertimbangkan untuk menahan penggelontoran stimulus. Pada akhirnya, arus dana asing yang masuk ke emerging market, salah satunya Indonesia, akan berkurang.
"Jika quantitative easing berakhir lebih cepat dari prediksi, maka harga dollar yang murah tak akan ada lagi. Pasar tenaga kerja AS yang membaik menjadi penggerak utamanya," urai Mika Martumpal, currency analyst PT Bank CIMB Niaga di Jakarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News