kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,27   -23,45   -2.53%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Konsumsi berkurang, harga batubara sulit membara


Minggu, 31 Mei 2015 / 17:58 WIB
Konsumsi berkurang, harga batubara sulit membara
ILUSTRASI. Tertarik Masuk BIN? Catat Persyaratan Daftar STIN Buat Lulusan SMA/SMK.


Reporter: Dina Farisah | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Harga batubara masih rawan koreksi. Mengutip Bloomberg, pengiriman batubara bulan Juli 2015 di ICE Futures Europe pada Jumat (29/5) harga batubara masih ada di level US$ 56,35 per metrik ton.

Harga tersebut naik tipis 0,4% dibanding hari sebelumnya. Bahkan dalam sepekan, batubara hanya naik 1,7%.

Guntur Tri Hariyanto, analis PT Pefindo mengatakan, harga batubara masih rendah. Pasalnya, konsumsi batubara di China masih lesu disebabkan permintaan dari berbagai industri seperti energi listrik, besi, dan semen terus menunjukkan tren menurun.

Bahkan produksi batubara domestik China telah turun 6% dalam empat bulan pertama tahun ini. Impor batubara secara total juga mengalami penurunan 39% pada periode yang sama.

Sementara itu, meskipun pemerintah India memiliki target untuk meningkatkan produksi domestik untuk menggantikan porsi impor batubara, tetapi kemungkinan besar hal ini masih sulit dilakukan. Sebab, India diperkirakan masih akan jadi penopang konsumsi batubara global untuk mendukung menjadikan negara ini mencapai pertumbuhan tertinggi di dunia, mengalahkan China.

Tahun ini total impor batubara India diperkirakan naik 35% dari tahun lalu menjadi 73 juta ton.

“Secara umum, permintaan batubara di China, AS, dan Eropa diperkirakan akan terus mengalami penurunan. Permintaan global akan didorong dari India dan negara-negara Asia Tenggara, dengan India yang akan menjadi sumber permintaan batubara global terbesar,” jelas Guntur.

Di sisi lain, isu lingkungan dan meningkatnya kompetisi dari sumber energi alternatif termasuk energi terbarukan dan gas alam, akan terus menekan permintaan dan harga batubara. Bahkan biaya produksi energi terbarukan juga terus mengalami penurunan dengan cepat sehingga dalam beberapa tahun ke depan akan semakin bersaing dengan biaya produksi batubara.

Perkembangan terbaru yang cukup menekan industri batubara adalah langkah Norwegia dan Perancis yang akan memangkas investasi global terkait dengan batubara untuk mendukung upaya memerangi pemanasan global. Kondisi ini kian menggerus harga batubara dalam beberapa tahun ke depan.

Deddy Yusuf Siregar, Research and Analyst PT Fortis Asia Futures menuturkan, saat ini terjadi persaingan ketat antara batubara dengan gas alam. Batubara semakin ditinggalkan lantaran harga gas alam lebih murah dan ramah lingkungan.

Per Maret 2015, batubara hanya menyumbang 36% sebagai komoditas pembangkit listrik. Angka ini turun 42% dibandingkan tahun lalu. Batubara juga dibayangi tekanan dari China yang hanya memilih batubara berkalori tinggi, yaitu di atas 6.000 kalori. Sementara batubara yang beredar di pasar hanyalah batubara 5.000 kalori.

“China juga berencana kerjasama dengan Rusia untuk membangun kilang cadangan gas. Ini turut mengancam permintaan batubara jangka panjang,” terang Deddy.

Tekanan batubara masih mengintai seiring semakin turunnya produksi dalam negeri pada kuartal I-2015 yang turun 11,56% dari periode yang sama tahun lalu menjadi 130 juta ton. Saat ini, pemerintah tengah menjalankan proyek pembangkit listrik 35.000 megawatt.

Kementerian ESDM optimistis pasca rampungnya proyek ini dalam lima tahun mendatang, kebutuhan batubara Indonesia akan mencapai 200 juta ton per tahun.

Secara teknikal, Deddy melihat pergerakan batubara masih di dominasi tekanan. Hal itu tercermin dari harga yang berada di atas moving average 50 namun masih bergerak di bawah moving average 100 dan 200. Moving average convergence divergence (MACD) berada di area negatif, yakni minus 0,09. Ini pertanda pergerakan batubara masih rawan koreksi.

Indikator stochastic juga bergerak turun menuju level 31%. Sementara relative strength index (RSI) berada di bawah level 50%, yaitu di level 47%.

Deddy menduga harga batubara sepekan mendatang akan berada di level US$ 56,00-US$ 58,00 per metrik ton. Sementara harga batubara hingga semester I-2015 di US$ 53,00-US$ 58,00 per metrik ton.

Guntur memprediksi harga batubara sepekan akan terbentang di kisaran US$ 56,00-US$ 58,00 per metrik ton. Untuk harga batubara hingga semester I-2015 di antara level US$ 55,00-US$ 57,00 per metrik ton. Adapun harga batubara akhir tahun di US$ 54,00-US$ 57,00 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×