Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perlambatan di sektor consumers good cukup berpengaruh pada kinerja PT Unilever Indonesia Tbk. Meski begitu, prospek emiten berkode saham UNVR ini dinilai masih cukup positif dalam beberapa waktu ke depan.
Analis NH Korindo Sekuritas, Joni Wintarja mengonfirmasi, perlambatan pertumbuhan di sektor consumers good terjadi seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang juga cenderung lamban. Hal ini akhirnya berimbas pada perolehan pendapatan yang diraih UNVR.
“Soalnya lebih dari 50% GDP dalam negeri berasal dari konsumsi,” kata Joni kepada Kontan.co.id, Senin (11/12).
Berdasarkan laporan keuangan, hingga akhir kuartal III 2017, laba bersih UNVR sebenarnya meningkat 10,1% secara year on year (yoy) menjadi Rp 5,22 triliun. Namun, di periode yang sama, pendapatan UNVR hanya tumbuh 3,7% yoy menjadi Rp 31,21 triliun.
Kinerja emiten yang telah melantai sejak 1982 ini cenderung melambat bila dibandingkan dengan tahun lalu. Pada kuartal III 2016 silam, UNVR mencatat kenaikan pendapatan 9,27% yoy menjadi Rp 30,1 triliun, sedangkan laba bersihnya naik 13,56% yoy menjadi Rp 4,75 triliun.
Joni mengungkapkan, efisiensi biaya iklan dan promosi cukup membantu kinerja UNVR di tengah tekanan lesunya industri consumers good. “Akhir-akhir ini Unilever kerap memanfaatkan platform digital yang lebih murah ketimbang beriklan lewat televisi,” ujarnya.
Mengutip riset NH Korindo Sekuritas tanggal 17 November, rasio biaya iklan dan promosi terhadap penjualan UNVR terus menurun setiap tahunnya. Pada tahun 2015, rasio biaya iklan terhadap penjualan UNVR mencapai 12%.
Angka ini berkurang menjadi 11% pada tahun 2016. Sementara di tahun 2017, rasio biaya iklan yang dimiliki UNVR kembali berkurang menjadi 10%.
Joni memperkirakan, kinerja sektor consumers good akan meningkat di tahun 2018 seiring momentum penyelenggaraan pemilu. Pemerintah juga akan mengeluarkan sejumlah kebijakan yang terkait peningkatan daya beli masyarakat, kata dia.
Meski begitu, potensi peningkatan sektor consumers good di tahun depan diyakini Joni tidak terlalu berdampak signifikan terhadap UNVR. “Peningkatannya lebih condong untuk konsumsi pangan, padahal kontribusi food and refreshment UNVR tidak sampai 40%,” kata Joni.
Ia pun menuturkan bahwa divisi home and personal care (HPC) masih menjadi andalan bagi UNVR dengan kontribusi sebesar 68% dari seluruh penjualan emiten tersebut.
Terlepas dari itu, Joni masih merekomendasikan buy untuk UNVR pada target harga Rp 57.275 per saham, dengan potensi kenaikan 12,30% dari penutupan harga hari ini. "Pertumbuhan UNVR memang cenderung lambat, tapi mereka masih lebih unggul dari emiten-emiten lainnya di sektor yang sama," katanya.
Prediksi Joni, UNVR akan memperoleh pendapatan Rp 42,16 triliun di akhir tahun dan akan meningkat 5,9% menjadi Rp 44,65 triliun di tahun depan. Sedangkan laba bersih UNVR diperkirakan akan mencapai Rp 7,06 triliun pada akhir tahun dan meningkat 6,3% menjadi Rp 7,50 triliun di tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News