Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sudah cenderung menguat dalam sebulan terakhir, pergerakan rupiah belakangan malah tipis-tipis. Sepekan, kurs rupiah spot menguat tipis 0,03% ke level Rp 14.165 per dolar Amerika Serikat (AS). Sedangkan data kurs tengah Bank Indonesia (Jisdor) mencatatkan penguatan rupiah 0,04% ke level Rp 14.228 per dolar AS dalam sepekan.
Presiden Direktur HFX International Sutopo Widodo memprediksi, untuk pekan depan kemungkinan nilai tukar rupiah masih akan melemah terbatas. "Terpantau indeks dolar menguat di angka 92,39 sehingga cukup memungkinkan bagi rupiah untuk melemah ke kisaran Rp 14.350 per dolar AS," ungkap Sutopo kepada Kontan.co.id, Minggu (22/11).
Rupiah diprediksi akan melemah terbatas didukung laporan neraca pembayaran Indonesia (NPI) yang surplus sebesar US$ 2,1 miliar pada kuartal ketiga 2020, melanjutkan capaian surplus sebesar US$ 9,2 miliar pada triwulan sebelumnya. Dimana, surplus NPI yang berlanjut tersebut didukung oleh surplus transaksi berjalan maupun transaksi modal dan finansial.
Untuk sepekan ke depan, Sutopo menilai pergerakan rupiah cenderung bakal didominasi sentimen global. Khususnya dengan meningkatnya lonjakan kasus Covid-19 di AS dan Eropa yang kembali mencetak rekor baru.
Baca Juga: IHSG ramai sentimen positif, simak rekomendasi saham berikut
Di samping itu, hubungan antara AS dan China cenderung masih memanas, terkait dengan militer AS yang sengaja semakin mendekati wilayah China. "Pekan depan, rupiah akan bergerak di range Rp 14.050 per dolar AS hingga Rp 14.350 per dolar AS," kata Sutopo.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan rupiah akan bergerak di rentang Rp 14.100 per dolar AS hingga Rp 14.250 per dolar AS. Dalam sepekan ke depan, Josua menilai pelaku pasar akan mencermati beberapa data ekonomi AS seperti PDB AS kuartal ketiga 2020 (second estimate), durable goods order, serta notulensi rapat Federal Open Market Committe (FOMC).
"Meskipun demikian, pekan depan cenderung pendek karena ada hari libur di AS, sehingga volume perdagangan akan cenderung lebih rendah dibandingkan minggu ini," ungkap Josua.
Baca Juga: Sejumlah Analis Kompak Memprediksi IHSG Senin (22/11) Berpeluang Terkoreksi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News