kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.879   51,00   0,32%
  • IDX 7.205   64,31   0,90%
  • KOMPAS100 1.106   11,04   1,01%
  • LQ45 878   11,56   1,33%
  • ISSI 221   1,08   0,49%
  • IDX30 449   6,43   1,45%
  • IDXHIDIV20 540   5,72   1,07%
  • IDX80 127   1,45   1,15%
  • IDXV30 135   0,62   0,46%
  • IDXQ30 149   1,69   1,15%

Konsistensi penerapan program B30 jadi kunci jaga harga CPO tetap naik


Rabu, 11 Desember 2019 / 19:54 WIB
Konsistensi penerapan program B30 jadi kunci jaga harga CPO tetap naik
ILUSTRASI. Panen kelapa sawit di Bogor, Senin (1/7). Ke depan, program campuran minyak nabati 30% untuk biodiesel (B30) akan menjadi kunci kenaikan harga CPO.


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Turunnya pasokan crude palm oil (CPO) mendorong harga komoditi tersebut terus menanjak di sisa tahun ini. Ke depan, program campuran minyak nabati 30% untuk biodiesel (B30) akan menjadi kunci kenaikan harga CPO.

Mengutip Bloomberg, pada perdagangan Rabu (11/12) pergerakan harga CPO untuk kontrak pengiriman Februari 2020 di Malaysia Derivatif Exchange sebesar RM 2.901 per ton. Harga ini turun dari hari sebelumnya yakni RM 2.903 per ton.

Analis Asia Trade Point Futures Deddy Yusuf Siregar mengatakan, sejak awal tahun pergerakan harga CPO naik sekitar 34%. Kenaikan harga tersebut dipicu potensi penurunan pasokan CPO seiring dengan kekeringan yang melanda kawasan Indonesia dan Malaysia.

Baca Juga: Duh, Eropa kenakan pajak impor atas biodiesel Indonesia hingga 18%

"Ditambah lagi, tahun depan permintaan domestik khususnya Indonesia bakal meningkat karena ada penerapan program biodiesel B30. Serapan CPO untuk program tersebut diperkirakan mencapai 10 juta ton," kata Deddy kepada Kontan.co.id, Rabu (11/12).

Meskipun begitu, Deddy menyebut, rencana Eropa untuk mengenakan tarif impor CPO dari Indonesia pada tahun depan berpotensi menekan harga CPO. Sebagaimana diketahui, Eropa berencana mengenakan tarif impor CPO dari Indonesia berkisar 8% hingga 18%.

Menurutnya, pengenaan tarif impor tersebut bakal menjadi sentimen negatif bagi pergerakan harga minyak sawit mentah. Apalagi, permintaan CPO Indonesia ke pasar Eropa rata-rata mencapai 3 juta ton atau menempati urutan kedua setelah China.

Baca Juga: Alokasi FAME B30 9,6 juta kl akan ada penyesuaian jika terjadi peningkatan

Deddy mengatakan, besar atau tidaknya dampak penetapan tarif impor Eropa terhadap produk CPO Indonesia, sangat bergantung pada seberapa besar konsistensi penerapan program B30.

"Kalau Indonesia konsisten menjalankan program B30, maka pengenaan tarif tersebut tidak akan terlalu berdampak besar bagi harga CPO, karena terserap dan tidak terjadi penumpukan stok," jelasnya.

Baca Juga: Pasca uji coba, pemerintah siap terapkan program biodiesel B30

Secara teknikal, pergerakan harga CPO masih berpotensi menguat di jangka menengah. Dalam tiga bulan ke depan, harga CPO masih berada di atas moving average (MA)50, MA100 dan MA200 yang mengindikasikan penguatan.

Selanjutnya, indikator stochastic berada di area 94 yang artinya harga sudah overbought dan berpotensi koreksi. Indikator RSI berada di area 78 yang mengindikasikan potensi koreksi, dengan indikator MACD yang masih berada di area positif.

Menurut Deddy, tidak menutup kemungkinan harga CPO bisa menyentuh level RM 3.000 per ton, bergantung pada konsitensi Indonesia dalam menjalankan program B30 dan B20.

Baca Juga: Gugatan CPO ke Uni Eropa Siap Melayang

Hingga akhir 2019, Deddy memprediksi, harga CPO akan berada di rentang cukup lebar yakni RM 2.700 hingga RM 2.900 per ton. Sedangkan untuk jangka menengah, rentang harga berada di kisaran RM 2.500 per ton hingga RM 2.800 per ton, dengan rekomendasi lepas atau jual.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×