Sumber: Bloomberg |
SINGAPURA. Harga minyak semalam melompat begitu Israel mulai menjatuhkan bom ke atas Gaza. Serangan Israel menyalakan lagi ketegangan di Timur Tengah yang dikhawatirkan bakal menghambat pasokan minyak.
Harga minyak menanjak tiga hari penuh sampai kemarin. Kontrak minyak di bursa NYMEX untuk pengiriman Desember melejit 94 sen atau 1,2% US$ 86,3 per barel, harga tertingginya sejak 6 November. Namun pagi ini, harga minyak melandai 5 sen ke US$ 86,27 per barel.
"Menyesuaikan premi risiko terhadap kejadian di Timur Tengah itu ongkos standar bagi minyak," kata Ric Spooner, Kepala Analis Pasar CMC Markets di Sydney.
Israel membombardir Palestina di jalur Gaza tadi malam. Serangan udara itu menewaskan Ahmed al-Jabari, pemimpin sayap militer Hamas.
Israel mengaku kembali menggempur Palestina karena sudah lebih dari 115 roket ditembakkan dari Gaza ke Israel pekan ini. Mereka menuduh Hamas bertanggung jawab karena dilakukan dari kawasan Gaza.
Efek konflik Timur Tengah ke harga minyak sejauh ini masih bisa dilunakkan dengan faktor pasokan minyak AS yang berlimpah. Pekan lalu, data dari American Petroleum Institute mengungkapkan bahwa stok minyak AS bertambah 1,3 juta barel.
Survei Bloomberg memprediksi cadangan minyak AS akan mencapai 377,5 juta barel per pekan lalu. Hari ini Kementerian Eneergi AS akan merilis data stok minyak tersebut.
Dilihat dari chart harian pergerakan harganya, minyak masih dalam tren turun. Indikator memperlihatkan bahwa harga kontrak minyak New York itu sudah diperdagangkan antara middle dan lower Bollinger Band selama hampir dua bulan. Indikator ini menunjukkan batas resistance dan support harga minyak antara US$ 88 dan US$ 82,5 hari ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News