Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi
Pasalnya, masih ada sentimen positif yang berasal dari penandatangan kesepakatan dagang tahap I antara AS-China yang akan berlangsung pertengahan Januari 2020. "Jadi, ketegangan geopolitik ini tidak serta merta menghilangkan sentimen positif yang ada," kata Nico.
Dalam kondisi seperti ini, Aria menyarankan investor jangka pendek untuk memperdagangkan saham-saham yang mendapat dampak positif dari eskalasi konflik AS-Iran ini.
Sebut saja saham-saham pertambangan minyak seperti PT Medco Energy Tbk (MEDC) dan PT Elnusa Tbk (ELSA), serta emas seperti PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), dan PT J Resources Asia Pasifika Tbk (PSAB).
Akan tetapi, menurut dia, kenaikan harga saham-saham tersebut cenderung terbatas. Pasalnya, laju saham-saham emiten yang berhubungan dengan minyak dan emas sudah terjadi sejak sebulan terakhir.
Di sisi lain, untuk investor jangka menengah dan panjang, Aria menyarankan investor untuk memperhatikan saham-saham sektor barang konsumsi, keuangan, dan konstruksi. Sektor barang konsumsi dipilih karena tergolong defensif dan sektor keuangan karena diprediksi akan tetap mencatatkan pertumbuhan dibanding 2019.
Baca Juga: Ketegangan geopolitik Iran-AS meningkat, begini saran analis untuk atur portofolio
Sementara konstruksi direkomendasikan karena memiliki proyek dengan nilai ribuan triliun yang masih perlu diselesaikan. "Jadi, saat harganya turun seperti saat ini, investor bisa mulai cicil beli untuk dapatkan peluang keuntungan nantinya," kata Aria.
Nico juga merekomendasikan investor untuk memperhatikan saham pertambangan minyak dan emas, terutama MDKA karena masih punya potensi kenaikan yang lebih baik. Per perdagangan Rabu (8/1), harga MDKA ditutup naik 4,18% ke Rp 1.245 per saham dengan PER 21,84x.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News