kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.250   0,00   0,00%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Kondisi pasar tidak menentu, penerbitan obligasi masih bisa bertumbuh


Selasa, 15 September 2020 / 22:07 WIB
Kondisi pasar tidak menentu, penerbitan obligasi masih bisa bertumbuh
ILUSTRASI. Ilustrasi foto Obligasi. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Kenia Intan | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerbitan obligasi semakin banyak memasuki awal semester II 2020. Mengutip rilis mingguan Bursa Efek Indonesia (BEI), dalam periode 7 hingga 11 September 2020 saja sudah ada 11 perusahaan yang mencatatkan obligasi. 

Dengan adanya penerbitan itu, total obligasi dan sukuk sepanjang tahun 2020 menjadi 76 emisi dari 52 emiten senilai Rp 59,38 Triliun. 

Mengutip data Kontan.co.id sebelumnya, sepanjang semester I 2020, penerbitan obligasi dan sukuk mencapai Rp 31,25 triliun. Dengan kata lain, baru tiga bulan semester II berjalan, penerbitan sukuk dan obligasi sudah mencapai 47,37% dari total dana yang dihimpun sejauh ini. 

Baca Juga: Jakarta terapkan PSBB, penerbitan obligasi cenderung untuk jaga cashflow

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Maximilianus Nico Demus menjelaskan, di awal semester II ini pelaku pasar melihat ada pemulihan ekonomi sehingga pencarian dana lewat obligasi marak terjadi. Hal ini berkaitan dengan perkembangan vaksin Covid-19, sehingga pelaku pasar memiliki harapan bahwa tahun depan kondisi ini akan menjadi lebih baik. 

Di samping itu, Nico melihat penerbitan obligasi diminati karena posisi yield SUN, yang selama ini menjadi acuan obligasi, tercatat rendah. 

"Mendorong emiten korporasi untuk menerbitkan obligasi karena kuponnya menjadi lebih rendah," jelas Nico ketika dihubungi Kontan.co.id, Selasa (15/9). Lebih lanjut ia menerangkan, imbal hasil atau yield SUN khusus untuk posisi 10 tahun berada di bawah 7%. Sementara untuk posisi 5 tahun berada di 5%.

Walau emiten ramai menerbitkan obligasi, investor perlu selektif dengan mencermati seberapa besar pengaruh pandemi Covid-19 ini terhadap bisnis suatu emiten. Investor bisa memilih penawaran obligasi dari emiten dengan sektor usaha yang paling minim terdampak pandemi Covid-19. 

Baca Juga: Eastspring: Bursa global volatile, reksadana offshore berprospek cerah usai pandemi

Beberapa sektor emiten yang menurutnya masih menarik seperti perbankan, infrastruktur, industri dasar, dan barang konsumen. Sementara, sektor yang perlu diwaspadai adalah emiten yang berkaitan dengan properti. 



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×