kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Kondisi Pasar Saham di 2024 Diprediksi Lebih Cerah Dibandingkan Tahun Ini


Jumat, 22 Desember 2023 / 20:47 WIB
Kondisi Pasar Saham di 2024 Diprediksi Lebih Cerah Dibandingkan Tahun Ini
ILUSTRASI. Kondisi pasar saham di Indonesia di 2024 dinilai memiliki prospek yang lebih cerah dibandingkan tahun ini.


Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi pasar saham di Indonesia di 2024 dinilai memiliki prospek yang lebih cerah dibandingkan tahun ini.

Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus mengatakan, ia optimistis terhadap kinerja pasar saham Indonesia di 2024 yang lebih baik. "Ini tentu merupakan harapan setiap tahun yang memang tahun depan ketidakpastian masih akan sama seperti dengan tahun ini," kata Nico kepada Kontan.co.id, Kamis (21/12).

Meskipun demikian, akselerasi pemulihan diharapkan akan jauh lebih baik daripada tahun ini. Ditopang oleh kuatnya fundamental Indonesia, fiskal berjalan yang lebih baik, serta adanya pemilihan umum (pemilu) tahun 2024 mendatang akan menjadi salah satu tantangan tersendiri. 

"Pemilu pun memiliki dua sisi, akan positif apabila kondusif dan berjalan dengan lancar, akan negatif apabila ternyata tensi politik terlalu tinggi. Karena politik akan memainkan peranan penting untuk menciptakan perekonomian yang berkelanjutan," lanjut dia.

Baca Juga: Musim Window Dressing Tiba, Begini Pendapat Analis

Nico merincikan sentimen yang mempengaruhi kinerja pasar saham Indonesia di tahun depan. Sentimen positif pertama datang dari penurunan tingkat suku bunga, pemilu di dalam negeri dan di Amerika Serikat, konsumsi daya beli yang terjaga, dan inflasi di Indonesia yang rendah.

Sementara sentimen negatif yang ia paparkan, yaitu tensi geopolitik Rusia dengan Ukraina dan Hamas dengan Israel. Lalu, turunnya permintaan global, inflasi yang masih belum terkendali sepenuhnya, tingkat suku bunga akan lebih lama di level tinggi.

Adapun, melambatnya perekonomian China juga dinilai akan mempengaruhi, seperti adanya disinflasi, hilangnya kepercayaan konsumen, permintaan barang dari Tiongkok yang turun, capital outflow dari Tiongkok, dan properti yang turun. Terakhir, adanya divergensi kebijakan moneter.

"Karena situasi dan kondisi yang positif seperti yang ada saat ini yang membuat sektor-sektor tersebut berpotensi menguat," tuturnya.

Sementara sektor yang Nico prediksi akan cenderung stagnan di tahun 2024 datang dari sektor energi dan kesehatan.

Baca Juga: Investasi Reksadana Prospektif, MI Targetkan Pertumbuhan AUM Dobel Digit pada 2024

Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi mengatakan kinerja pasar saham Indonesia di tahun depan akan dipengaruhi berbagai sentimen. Ia menilai potensi penguatan IHSG masih terbuka seiring dengan kuatnya fundamental ekonomi Indonesia, dan potensi arus investasi kembali ke pasar saham.

Faktor yang mempengaruhi di antaranya, pelonggaran kebijakan moneter bank sentral yang diperkirakan pasar akan lebih cepat setidaknya di kuartal I-2024. 

Berdasarkan data CME FedWatch terlihat peluang pemangkasan suku bunga terjadi mencapai 72,6% dari yang sebelumnya diperkirakan di Juli 2024.

"Kami melihat pasar akan mendapatkan sentimen positif dengan dorongan arus investasi bisa kembali ke pasar saham," kata Oktavianus kepada Kontan.co.id, Kamis (21/12).

Selanjutnya, realokasi portfolio karena potensi penurunan yield US Treasury dan yield obligasi pemerintah dapat terjadi seiring dengan pemangkasan suku bunga. 

Lalu, kuatnya fundamental ekonomi Indonesia, target pertumbuhan ekonomi di atas 5% serta kenaikan inflasi yang lebih terjaga akan menjadi pondasi daya beli masyarakat.

Terakhir, tren pasca pemilu yang positif, terlihat berdasarkan data sebelumnya, pada periode pemilu presiden tahun 2009 naik +82%, 2015 naik +14%, dan 2019 (terkecuali Covid-19) di mana IHSG alami kenaikan seiring dengan kebijakan keberlanjutan pembangunan.

Baca Juga: Saham-Saham Lapis Bawah Mendominasi Top Gainers Sepanjang Tahun 2023

Oktavianus melihat target IHSG di tahun 2024 dengan base line di level 7.652 didorong oleh asumsi Produk Domestik Bruto (PDB) tumbuh 5% year on year (YoY). 

Sektor yang menurutnya memiliki potensi menguat adalah sektor keuangan, infrastruktur, dan konsumer yang akan didorong dengan pertumbuhan PDB dan optimisme daya beli masyarakat yang terjaga.

Terkait target IHSG di tahun 2024, Oktavianus melihat, dengan base line di level 7.652 didorong oleh asumsi Produk Domestik Bruto (PDB) tumbuh 5% YoY.

Nico menargetkan IHSG akan bergerak dengan rentang 7.350-7.460 di tahun 2024. Ia juga memprediksi sektor perbankan, konsumer dan ritel, telekomunikasi, infrastruktur, properti, dan otomotif yang akan berpotensi menguat di 2024.

Baca Juga: Simak Prediksi Kinerja Pasar Saham di Tahun 2024

Oktavianus merekomendasikan saham buy pada saham-saham seperti, BBRI dengan target harga Rp 5.920 per saham, BMRI dengan target harga Rp 7.150 per saham, TLKM dengan target harga Rp 4.950 per saham, JSMR dengan target harga Rp 6.830 per saham, dan INDF dengan target harga Rp 8.000 per saham.

Sementara Nico merekomendasikan saham dari beberapa sektor. Pada sektor perbankan, ia merekomendasikan saham BBCA, BBRI, BBNI, BMRI, ARTO, dan BRIS. Di sektor perindustrian, ASII dan UNTR

Selanjutnya di sektor barang baku, saham INCO, ANTM, dan BRPT. Sektor properti, BSDE, SMRA, dan CTRA. Lalu, di sektor consumer non cyclical, saham INDF, ICBP, MYOR, AMRT, AALI, dan LSIP

Sektor consumer cyclical, saham MAPI, ACES, ERAA, dan AUTO. Terakhir, sektor infrastruktur, saham TLKM, EXCL, TBIG, dan JSMR.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×