Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi pasar keuangan yang mulai membaik dalam beberapa pekan terakhir, diyakini bakal memacu penawaran Lelang Surat Utang Negara (SUN) tembus ke level Rp 100 triliun pekan depan (28/7).
Sebagai informasi, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) kembali meluncurkan Lelang SUN di Selasa (28/7).
Baca Juga: Banyak sentimen penopang, minat lelang SUN pekan depan akan tetap tinggi
Adapun target serapan yang dipasang masih sama dengan lelang-lelang sebelumnya, yakni indikatif Rp 20 triliun dan maksimal mencapai Rp 40 triliun. Tujuan lelang yakni untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020.
Sebanyak tujuh seri ditawarkan pemerintah pada lelang Selasa (28/7) diantaranya SPN03201029 (new issuance), SPN12210429 (reopening), FR0081 (reopening), FR0082 (reopening), FR0080 (reopening), FR0083 (reopening) dan FR0076 (reopening) melalui sistem lelang Bank Indonesia (BI).
Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia, Ramdhan Ario Maruto mengatakan, seri benchmark yakni tenor 5 tahun dan 10 tahun bakal jadi yang paling banyak dilirik pada lelang pekan depan. Selain itu volume inflow di pasar dalam beberapa waktu terakhir juga dinilai cukup bagus.
"Dilihat dari perkembangannya, penguatan yield cukup drastis dimana tenor 10 tahun sempat ke 6,8%. Untuk itu, permintaan (Lelang SUN pekan depan) akan cukup baik dan berpotensi ke Rp 100 triliun dengan melihat perkembangan pasar," kata Ramdhan kepada Kontan.co.id , Minggu (26/7).
Baca Juga: Lagi, BTN akan galang dana lewat sekuritisasi sebesar Rp 2 triliun dalam waktu dekat
Ramdhan juga menjelaskan, banyak sentimen positif yang bakal mendorong peningkatan permintaan Lelang SUN pekan depan, terutama tren suku bunga turun pasca BI kembali pangkas suku bunga acuan ke level 4%. Di samping itu, kabar mengenai penemuan vaksin juga membuat pasar merespon positif.
Selanjutnya, berbagai stimulus yang digelontorkan baik dari dalam negeri dan global turut jadi penopang minat pasar terhadap Lelang SUN pekan depan. Tanah Air sendiri menerapkan skema burden sharing, konsep tersebut memberikan jaminan bahwa setiap surat utang yang dikeluarkan pemerintah pasti akan di beli BI.
"Setiap utang yang dikeluarkan pemerintah ada kepastian dibeli BI, ini membuat investor merasa lebih optimis. Sekarang yang terpenting bagaimana utang bisa dimaksimalkan," jelasnya.
Namun, Ramdhan juga menyadari pertumbuhan kasus Covid-19 masih meningkat, begitu juga di kota-kota besar dan global. Di sisi lain, implementasi vaksin Covid-19 juga belum diketahui pasti.
Baca Juga: Emiten bersiap lunasi obligasi jatuh tempo di sisa 2020 sekitar Rp 17,13 triliun
Di samping itu, Ramdhan menilai ketidakpastian pasar masih tinggi, sehingga secara umum membuat investor cenderung memilih obligasi dengan tenor pendek. Meskipun begitu, pada lelang SBSN sebelumnya tenor jangka panjang cukup banyak dilirik, khususnya oleh investor lokal, sedangkan asing masih bertahan di tenor jangka pendek dan menengah.
"Pekan depan, yield untuk tenor 5 tahun diprediksi berada di kisaran 6%, sedangkan untuk tenor 10 tahun di kisaran 6,8%," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News