Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Tendi Mahadi
"Setiap utang yang dikeluarkan pemerintah ada kepastian dibeli BI, ini membuat investor merasa lebih optimis. Sekarang yang terpenting bagaimana utang bisa dimaksimalkan," jelasnya.
Namun, Ramdhan juga menyadari pertumbuhan kasus Covid-19 masih meningkat, begitu juga di kota-kota besar dan global. Di sisi lain, implementasi vaksin Covid-19 juga belum diketahui pasti.
Baca Juga: Emiten bersiap lunasi obligasi jatuh tempo di sisa 2020 sekitar Rp 17,13 triliun
Di samping itu, Ramdhan menilai ketidakpastian pasar masih tinggi, sehingga secara umum membuat investor cenderung memilih obligasi dengan tenor pendek. Meskipun begitu, pada lelang SBSN sebelumnya tenor jangka panjang cukup banyak dilirik, khususnya oleh investor lokal, sedangkan asing masih bertahan di tenor jangka pendek dan menengah.
"Pekan depan, yield untuk tenor 5 tahun diprediksi berada di kisaran 6%, sedangkan untuk tenor 10 tahun di kisaran 6,8%," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News