kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,31   14,00   1.54%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kondisi ekonomi kuartal IV diramal membaik, analis rekomendasikan saham-saham ini


Senin, 04 Oktober 2021 / 08:55 WIB
Kondisi ekonomi kuartal IV diramal membaik, analis rekomendasikan saham-saham ini


Reporter: Kenia Intan | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 6.286,943 pada akhir perdagangan kuartal III 2021, Kamis (30/1). Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani mengungkapkan, IHSG masih akan melanjutkan penguatan di kuartal terakhir tahun ini. 

Prospek IHSG yang baik ini seiring dengan pemulihan kondisi ekonomi. Ini tercermin dari perbaikan ini terdorong inflasi yang sudah membaik, PMI Manufaktur yang kembali ke level ekspansif, dan penurunan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sehingga mobilitas masyarakat meningkat. 

Adapun secara historis Hendriko mencermati, IHSG di kuartal IV biasanya menguat di bulan Oktober dan Desember. Sementara di bulan November, IHSG cenderung mixed. Kalaupun melemah, Hendriko melihat koreksinya akan wajar saja karena penguatan di bulan Oktober yang diprediksi lumayan tinggi. 

Untuk bulan Desember, pergerakan IHSG diprediksi akan kembali menguat, salah satunya terdorong oleh window dressing.  "Jadi ada potensi recovery dan juga dari IHSG cukup bagus, kita breakout dari level 6.200-an kemarin," jelas Hendriko kepada Kontan.co.id, Jumat (1/10). 

Baca Juga: Punya fundamental solid, simak rekomendasi saham produsen mamin berikut ini

Asal tahu saja, hingga akhir tahun Sucor Sekuritas menargetkan IHSG akan ditutup di kisaran level 6.750. Adapun secara teknikal Hendriko melihat, pergerakan IHSG berpotensi ke level 6.450 hingga 6.600 dengan support bulanannya di kisaran 6.000. 

Kendati diwarnai sentimen positif, Hendriko tetap memperingatkan investor untuk mencermati sentimen-sentimen yang mungkin memberatkan pergerakan IHSG ke depan. Salah satunya, kasus Evergrande. Walaupun Evergrande sudah diintervensi oleh pemerintah China, masalah ini belum sepenuhnya selesai. 

Hendriko menyarankan untuk terus mencermati perkembangannya. Di sisi lain, sentimen tapering off dari Amerika Serikat juga masih membayangi. 

Sementara itu, Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee melihat, investor akan cenderung berhati-hati di kuartal IV 2021. Sepengamatannya, sentimen-sentimen negatif dari global masih akan membayangi pergerakan IHSG hingga akhir tahun. 

Ia pun memperkirakan IHSG bisa mencapai level 6.400 di akhir 2021. Sementara support-nya berada di level 6.000. Menurutnya, potensi tapering off Amerika Serikat di bulan November akan mempengaruhi pergerakan harga saham-saham. 

Baca Juga: Indeks barang konsumen primer turun 15,63% ytd, saham-saham ini layak dicemati

"Mungkin di November terjadi goncangannya. Jadi bisa berharap naik tinggi setelah November," jelasnya kepada Kontan.co.id, Minggu (3/10).

Di sisi  lain, pemerintah Amerika Serikat memberi sinyal akan meningkatkan suku bunga acuan lebih cepat dibandingkan perkiraan apabila menemukan momentum. Sentimen mengenai kasus Evergande di China juga bisa berpengaruh jika tidak dapat terselesaikan dengan baik. 

Mempertimbangkan kondisi-kondisi tersebut, Hans Kwee lebih menyarankan investor masuk ke saham-saham berkapitalisasi jumbo di kuartal IV ini. Risiko sentimen negatif dari global akan berkurang dengan investor masuk ke saham-saham tersebut. Mengingat, saham-saham big caps mayoritas ditopang oleh kondisi fundamental perusahaan yang kuat. 

Ia pun masih menjagokan saham-saham big caps sektor perbankan. Selain itu, saham-saham komoditas juga dipandang atraktif hingga akhir tahun. Krisis listrik yang terjadi di China memicu langkah antisipasi negara tirai bambu itu untuk mengamankan pasokan batubara. 

Sementara, Hendriko cenderung menyarankan saham-saham siklikal untuk saat ini. Seperti sektor keuangan khususnya perbankan, saham komoditas khususnya batubara dan Crude Palm Oil (CPO), dan saham otomotif. 

Saham-saham perbankan dapat dicermati mengingat pertumbuhan perbankan dinilai masih tertinggal dan mulai menunjukkan adanya long growth saat ini. Adapun saham perbankan yang dapat diperhatikan seperti BBRI, BMRI, BBNI, BBTN, dan BNGA.

Target harganya Rp 4.720 per saham untuk BBRI, Rp 8.900 per saham untuk BMRI, Rp 8.000 per saham untuk BBNI, Rp 1.900 per saham untuk BNGA, dan Rp 2.000 per saham untuk BBTN. 

Baca Juga: Pemulihan ekonomi jadi pendukung kinerja, berikut rekomendasi saham perbankan

Sementara itu, saham-saham batubara yang dinilai atraktif adalah PTBA, ADRO, dan HRUM. Hingga akhir tahun, permintaan batubara akan tinggi mengingat beberapa negara mulai memasuki musim dingin. Sementara dari China, permintaannya diperkirakan akan membaik mengingat pemerintah China masih melarang batubara dari Australia. 

Saham komoditas lain yang menarik adalah CPO karena harganya yang diperkirakan masih akan terjaga hingga akhir tahun. Adapun saham CPO yang bisa dicermati adalah LSIP. 

Terhadap saham-saham tersebut, Hendriko merekomendasikan buy dengan target harga Rp 3.400 per saham untuk ADRO, Rp 3.000 per saham untuk PTBA, Rp 8.060 per saham untuk HRUM, dan RP 1.630 per saham untuk LSIP. 

Sementara itu, ia juga melihat prospek yang baik dari ASII. ASII akan ditopang kinerja UNTR yang positif dan penjualan kendaraan yang diprediksi membaik hingga akhir tahun. 

Adanya perpanjangan Pajak Penjualan Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) 100% bisa mendorong penjualan kendaraan hingga akhir tahun. Terhadap saham ini, investor disarankan buy dengan target harga Rp 7.000 per saham. 

Selanjutnya: Kinerja mentereng di semester I 2021, cermati rekomendasi saham Aneka Tambang (ANTM)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×