kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Punya fundamental solid, simak rekomendasi saham produsen mamin berikut ini


Minggu, 03 Oktober 2021 / 17:28 WIB
Punya fundamental solid, simak rekomendasi saham produsen mamin berikut ini
ILUSTRASI. Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/9/2021). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fitch Ratings mengatakan bahwa produsen makanan dalam kemasan dengan merek yang kuat bakal mampu melewati tantangan pandemi Covid-19. Beberapa emiten yang dinilai memiliki merek kuat  seperti PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan PT Mayora Indah Tbk (MYOR).

Fitch Ratings menilai, sekarang ini ICBP dan induk usaha INDF merupakan produsen makanan dalam kemasan yang terbesar di Indonesia, disusul oleh MYOR. Mereka memperkirakan kedua pemimpin pasar tersebut akan mencetak pertumbuhan kinerja di tahun ini.

Fitch Ratings menuliskan profil peringkat INDF dan ICBP yang berada di level BBB- serta MYOR dengan rating AA, dapat menyangga risiko penurunan yang disebabkan oleh kondisi pandemi Covid-19. Dengan margin EBITDA yang kuat di atas 14% dan utang bersih/EBITDA di bawah 2,5x.

Analis NH Korindo Sekuritas Putu Chantika menilai, adanya pemulihan daya beli seiring dengan vaksinasi yang tinggi menjadi sentimen positif juga untuk emiten sektor barang konsumsi atau consumer goods.

Baca Juga: Indeks barang konsumen primer turun 15,63% ytd, saham-saham ini layak dicemati

Hanya saja, meningkatnya harga bahan baku yang berdampak pada penurunan margin bisa menjadi sentimen negatif untuk sektor ini. Chantika bilang, apabila terjadi pengetatan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), hal ini juga menjadi tantangan untuk sektor barang konsumsi.

“Menurut kami daya beli belum sepenuhnya pulih. Kami melihat sekarang ini masyarakat cenderung untuk downtrading, membeli dari produk mahal ke alternatif yang lebih murah dalam upaya menghemat uang,” terangnya ketika dihubungi Kontan, Minggu (3/10).

Menurut dia, saham-saham emiten sektor konsumer memiliki prospek yang cukup baik seiring dengan pemulihan ekonomi yang akan berdampak terhadap pemulihan daya beli masyarakat.

Jika mengacu realisasi kinerja keuangan terakhir, beberapa perusahaan consumer berhasil membukukan kinerja yang solid di tengah tren harga bahan baku yang tinggi yang berimbas pada penurunan margin.

Berdasarkan laporan keuangan semester 1-2021, tercatat pendapatan INDF sebesar Rp 47,29 triliun. Realisasi tersebut tumbuh 20% ketimbang periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 39,38 triliun.

Baca Juga: Saham perbankan kompak menguat, BMRI dan BBRI jadi top pick Sucor Sekuritas

Pada enam bulan pertama tahun ini, Indofood berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 3,43 triliun atau naik 21% dibandingkan semester I-2020 sebesar Rp 2,84 triliun.

Chantika menambahkan, kinerja INDF tertopang oleh segmen agribisnis dan penjualan mie. Sementara, ICBP terdorong oleh pertumbuhan volume mie instan dan peningkatan pada produk in-house consumstion pada kuartal III-2021.

Dari jajaran saham sektor konsumsi Chantika merekomendasikan buy untuk saham ICBP dengan target harga Rp 11.300 dan buy untuk saham INDF dengan TP Rp 8.000.

Selanjutnya: Kinerja mentereng di semester I 2021, cermati rekomendasi saham Aneka Tambang (ANTM)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×