CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,39   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,24   -0,75%
  • LQ45 871   -4,39   -0,50%
  • ISSI 216   -1,76   -0,80%
  • IDX30 446   -1,80   -0,40%
  • IDXHIDIV20 540   0,25   0,05%
  • IDX80 126   -0,90   -0,71%
  • IDXV30 136   0,12   0,09%
  • IDXQ30 149   -0,33   -0,22%

Kondisi ekonomi Indonesia terkendali, level CDS turun


Rabu, 14 April 2021 / 20:10 WIB
Kondisi ekonomi Indonesia terkendali, level CDS turun
ILUSTRASI. CDS credit default swap risiko berinvestasi di Indonesia meningkat turun


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Risiko investasi Indonesia yang tercermin dalam credit default swap (CDS) mengalami penurunan sejak akhir Maret lalu. Walaupun, IHSG masih dalam tren melemah dan kurs rupiah di hadapan dolar Amerika Serikat (AS).

Pada Rabu (14/4), CDS Indonesia bertenor 5 tahun berada di angka 83,27, dan di akhir Maret lalu sempat menembus di angka 89,07. Untuk CDS Indonesia bertenor 10 tahun di Senin (12/4) berada di angka 148,74, turun dibandingkan akhir Maret yang sempat mencapai 153,89.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto melihat, kondisi saat ini memang masih terkendali, dan semua volatilitas di pasar, terjadi karena faktor eksternal yang tidak bisa dikendalikan. 

Untuk kondisi internal Indonesia masih cukup stabil saat ini, setelah gelombang pandemi turun beberapa saat di Indonesia.

Baca Juga: BI catat aliran modal asing masuk Rp 2,34 triliun di pekan pertama April 2021

“Kalau dilihat secara kasat mata, ekonomi Indonesia sudah mulai tumbuh. Harapan utamanya ada di vaksinasi, diharapkan dapat meredakan penyebaran,” kata Ramdhan.

Ia melihat beberapa waktu lalu ketika yield US Treasury naik, pasar konsolidasi, sehingga investor konsentrasi berada di pasar global di AS, karena di sana ada pertumbuhan yang cepat, likuiditas tinggi, dan marketnya yang besar. Sehingga emerging market seperti Indonesia agak ditinggalkan beberapa waktu lalu.

Ramdhan menilai kondisi pasar saat ini investor asing berada di bawah angka 30%, padahal angka normal berada di kisaran 40%. Setelah kondisi pandemi yang mereda, ia menilai kondisi saat ini akan membuat asing masuk kembali ke Indonesia.

“Bila kondisi pandemi yang mereda, ketidakpastian pasar mulai mereda, dan yield US Treasury sudah stabil, potensi dana asing di kita cukup tinggi karena kita memberi yield cukup tinggi di pasar global, dan pasar kita cukup baik likuiditasnya,” ujar Ramdhan.

Ia juga menilai pemulihan pasar Indonesia yang atraktif saat ini ditopang oleh investor domestik, karena ketika asing keluar, pasar tetap bertahan.

Selanjutnya: Pefindo: Kenaikan CDS Indonesia hanya bersifat sementara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×