Reporter: Yuliana Hema | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para emiten operator telekomunikasi kompak mencatatkan pertumbuhan kinerja pada kuartal I-2024. Bahkan ada emiten yang berhasil meraih lonjakan hingga tiga digit.
Kinerja PT XL Axiata Tbk (EXCL) di kuartal I-2024 paling ciamik dibanding emiten lainnya. Pasalnya, laba bersih EXCL melesat 168,34% secara tahunan atau year on year (YoY) menjadi Rp 539,07 miliar
Raihan ini salah satunya didorong oleh lonjakan pendapatan. EXCL berhasil berhasil mengantongi pendapatan senilai Rp 8,43 triliun atau naik 11,80% secara tahunan dari Rp 7,54 triliun di kuartal I-2023.
Presiden Direktur XL Axiata Dian Siswarini menyampaikan pencapaian kinerja di kuartal I-2024 juga tidak lepas dari keberhasilan EXCL dalam mengoptimalkan penggunaan biaya operasional, termasuk menekan biaya operasional.
Baca Juga: Kredit Tumbuh 10,8% pada Kuartal I, Analis Kompak Rekomendasikan Beli Saham BBRI
"Peningkatan kinerja XL Axiata di sepanjang tiga bulan pertama 2024 juga tidak terlepas dari semakin meningkatnya kinerja layanan konvergensi dengan tingkat penetrasi 79%," jelas Dian dalam paparannya belum lama ini.
Lonjakan pertumbuhan juga terjadi pada PT Indosat Tbk (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchinson. Laba bersih ISAT berhasil tumbuh 39,36% YoY dari Rp 929,06 miliar menjadi Rp 1,29 triliun per Maret 2024.
Dari sisi top line, ISAT berhasil meraup pendapatan sebesar Rp 13,83 triliun pada periode Januari–Maret 2024. Jika dibandingkan periode yang sama di 2023, raihan itu naik 15,92% YoY dari Rp 11,94 triliun.
Terakhir ada PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yang laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk terkoreksi 5,78% YoY dari Rp 6,52 triliun menjadi Rp 6,05 triliun pada kuartal I-2023.
Sejatinya, TLKM masih berhasil mencetak pertumbuhan pendapatan sebesar 3,71% secara tahunan menjadi Rp 37,42 triliun. Sebagai pembanding, TLKM meraup pendapatan sebesar Rp 36,09 triliun di kuartal I-2023.
Namun raihan tersebut harus tergerus oleh kerugian yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar atas investasi sebesar Rp 403 miliar. Ini berbalik dari keuntungan senilai Rp 430 miliar.
Direktur Keuangan Telkom Indonesia Heri Supriadi menjelaskan TLKM berupaya untuk meningkatkan produktivitas dari high value customer yang merupakan kontributor terbesar Telkom.
Baca Juga: Harga Saham BREN dan TPIA Melesat Kala Kinerjanya Turun, Simak Rekomendasinya
Kedua, mendorong pertumbuhan yang lebih besar di segmen fixed broadband atau IndiHome. Heri bilang penetrasi pengguna fixed broadband masih kalah dibandingkan negara tetangga.
Ketiga, TLKM akan menekan berapa biaya agar lebih efisien, terutama di aspek operasional dan pemeliharaan. Terakhir, emiten halo-halo ini akan mengakselerasi implementasi five bold moves.
Research Analyst BRI Danareksa Sekuritas Niko Margaronis menjelaskan pihaknya masih memberikan peringkat overweight pada sektor telekomunikasi. Ini tercermin dari kemampuan TLKM untuk mempertahankan pangsa pasar.
Dia memproyeksikan earning per share (EPS) bisa tumbuh 3%–5% di 2024. Hal ini sejalan dengan, potensi pertumbuhan margin EBITDA Telkomsel sebesar 46%–48% dan peningkatan pengguna IndiHome.
Untuk Indosat, Niko mencermati adanya peningkatan dari prospek jaringan 2G/4G untuk memperluas dan menghasilkan pendapatan yang lebih baik.
"ISAT memiliki leverage keuangan yang meningkat karena cash flow yang kuat dan ruang untuk pembelian spektrum dan pembayaran dividen," tulisnya dalam riset.
Niko menilai EXCL sedang dalam momentum perbaikan profitabilitas. Untuk itu, BRI Danareksa sekuritas menaikkan target harga dari Rp 3.000 menjadi Rp 3.300 dengan rekomendasi beli.
Lebih lanjut, BRI Danareksa Sekuritas menyematkan peringkat beli TLKM dengan target harga di Rp 4.400. Kemudian rekomendasi beli ISAT dengan Rp 13.300.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News