Reporter: Wafidashfa Cessarry | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga logam mulia melanjutkan tren penguatan pada Jumat (12/12/2025). Mengutip Trading Economics pukul 15.23 WIB, harga emas naik 0,30% ke US$ 4.292 per ons troi, sementara perak menguat 0,29% ke US$ 63,72 per ons troi.
Kenaikan harga dua logam mulia ini tidak lepas dari perubahan sentimen pasar terhadap arah kebijakan moneter Amerika Serikat.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka, Sutopo Widodo menilai pergerakan emas dan perak terdorong oleh keputusan The Federal Reserve memangkas suku bunga serta sikap dovish Jerome Powell.
“Keputusan Federal Reserve untuk memangkas suku bunga, dikombinasikan dengan sinyal dovish dari Ketua Jerome Powell yang mengindikasikan kenaikan suku bunga lebih lanjut sangat tidak mungkin, menjadi katalis utama,” ujar Sutopo pada Kontan, Jumat (12/12/2025).
Baca Juga: Rupiah Menutup Akhir Pekan dengan Perkasa di Level Rp 16.646
Selain itu, tren kenaikan emas dan perak dinilai masih solid dalam jangka menengah. Emas mendapatkan dukungan dari ekspektasi penurunan suku bunga global dan meningkatnya permintaan safe haven, ditambah sinyal pasar tenaga kerja AS yang melemah. Sementara perak menikmati dorongan ganda dari faktor moneter dan lonjakan permintaan industri seperti energi surya, kendaraan listrik, dan kebutuhan infrastruktur data, yang membuat pasokan fisiknya semakin ketat.
Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, menambahkan perak belakangan terus mencetak rekor baru. “Perak terus memecahkan rekor mengejar ketinggalan rasio harga emas:perak 1:50 yang dimana bisa membawa harga perak di atas US$ 80,” ucapnya.
Lukman memperkirakan emas berpeluang mencapai sedikitnya US$ 5.000 pada tahun depan, sementara perak berpotensi menuju US$ 100.
Untuk proyeksi awal 2026, Lukman Leong memperkirakan harga emas bergerak di kisaran US$ 4.400–US$ 4.500 per ons troi, sementara perak diperkirakan berada di rentang US$ 70–US$ 80 per ons troi.
Adapun Sutopo memandang emas berpotensi menguji area US$ 4.500 atau lebih tinggi, sementara perak dapat bergerak menuju kisaran US$ 70–US$ 75 per ons troi apabila defisit pasokan fisik terus berlanjut.
Baca Juga: OJK Matangkan Aturan ETF Emas, Berpeluang Meluncur pada 2026
Dari sisi strategi, logam mulia dinilai masih layak untuk terus diakumulasi. Lukman menyarankan akumulasi bertahap, dengan memanfaatkan koreksi pada emas untuk mendapatkan harga lebih rendah dan menerapkan dollar cost averaging pada perak yang cenderung lebih volatil.
Sutopo juga menilai pendekatan terdiversifikasi penting bagi investor, emas dapat menjadi penyeimbang portofolio karena sifatnya sebagai lindung nilai makro, sementara perak menawarkan potensi kenaikan lebih besar dari kelanjutan tren elektrifikasi.
Selanjutnya: Pemerintah Siapkan Relaksasi KUR Debitur Terdampak Bencana Sumatra
Menarik Dibaca: 7 Herbal dan Rempah-Rempah Penurun Tekanan Darah Alami
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News












