Reporter: Kenia Intan | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST), Selasa (20/6). Salah satu agenda rapatnya, BEI mengangkat anggota dewan komisaris untuk masa bakti 2020 hingga 2023.
"Sekarang sudah sah," ungkap Direktur Utama BEI Inarno Djajadi , dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Selasa (30/6).
Lebih lanjut Inarno menjelaskan, beberapa nama yang tetap menjabat sebagai komisaris periode untuk mendatang ada John A Prestio sebagai Komisaris Utama, mewakili profesional. Selain itu ada juga Mohamaad Noor Rachman mewakili regulator.
Baca Juga: BEI Masih Akan Menjaga Bursa Saham dari Koreksi yang Terlalu Tajam
Sementara, komisaris yang mewakili anggota bursa ada Heru Handayanto dan Karman Pamurahardjo. Untuk komisaris yang mewakili perusahaan tercatat atau emiten ada Pandu Patria Sjahrir. Dengan demikian, berikut ini susunan lengkapnya:
- Komisaris Utama : John A. Prasetio
- Komisrais: Mohammad Noor Rachman Soejoeti
- Komisaris: Heru Handayanto
- Komisrasi: Karman Pamurahardjo
- Komisaris : Pandu Patria Sjahrir
Selain menentukan jajaran komisaris, RUPST juga menyepakati laporan tahunan BEI tahun lalu. Sepanjang 2019, BEI mengantongi pendapatan usaha Rp 1,56 triliun, naik 12,4% year on year (yoy). Secara keseluruhan, jumlah total pendapatan BEI menjadi Rp 1,91 triliun, bertumbuh dari tahun 2018 yang tercatat Rp1,64 triliun.
Sementara laba bersih BEI dibukukan tetap meningkat 67,4% yoy menjadi Rp 445 miliar di tahun 2019. Padahal, bebannya membengkak 5,3% yoy menjadi Rp 1,33 triliun sepanjang tahun lalu.
Untuk total asetnya, BEI memiliki aset sebesar Rp 7,20 triliun atau terkerek 5,8% yoy. Adapun total liabilitas turun 5,78% yoy menjadi Rp 2,75 triliun. Di sisi lain, ekuitasnya tercatat Rp 4,45 triliun atau mengalami kenaikan 14,6% yoy.
Sepanjang tahun 2019, BEI mencatatkan transaksi harian hingga 468 ribu transaksi per hari. Sementara dari sisi perusahaan tercatat, BEI telah memfasilitasi 76 pencatatan efek baru yang terdiridari 55 emiten.
Selain itu, BEI juga telah melakukan pencatatan terhadap 14 Exchange Traded Fund (ETF), dua Efek Beragun Aset (EBA), dua Perusahaan Penerbit ObligasiBaru, dua Dana Investasi Real Estat (DIRE), dan satu Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA).
Dilihat dari pengembangan investornya, sepanjang tahun 2019 total jumlah investor di pasar modal indonesia mencapai 2,48juta. Jumlah tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 53% YoY. Khusus untuk investor saham, jumlahnya tumbuh 30% YoY, menjadi mencapai 1,10 juta investor.
" Sampai dengan Mei 2020, jumlah investor pasar modal Indonesia mencapai 2,81 juta, dengan investor saham mencapai angka 1,19 juta investor.," imbuhnya.
Untuk target hingga akhir tahun ini, Inarno enggan berkomentar banyak. Yang jelas, di sisa tahun ini BEI akan melakukan update startegi terkait hal tersebut.
Asal tahu saja, di tengah kondisi saat ini, Inarno tidak memungkiri bahwa pendapatan bursa tahun ini akan berat. Rerata Nilai Transaksi Harian (RNTH) BEI sepanjang bulan Januari hingga Februari saja berada di bawah Rp 7 triliun. Padahal, di akhir tahun 2019 saja BEI bisa mencatatkan hingga Rp 9,1 triliun.
Adapun sejauh ini BEI telah menempuh beberapa cara, di antaranya efisiensi anggaran, aktif mengawasi pelayanan di bursa, melakukan monitoring secara periodik, akselerasi upaya-upaya digital, dan tetap berkomunikasi dengan para stakeholder.
Baca Juga: Analis: New normal belum berdampak ke pasar modal
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News