kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Komentar Ketua The Fed Menyeret Bursa Asia ke Zona Merah pada Jumat (22/4)


Jumat, 22 April 2022 / 19:02 WIB
Komentar Ketua The Fed Menyeret Bursa Asia ke Zona Merah pada Jumat (22/4)
ILUSTRASI. Federal Reserve Board Chairman Jerome Powell. Komentar Ketua The Fed menyeret bursa Asia ke zona merah pada Jumat (22/4).


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Mayoritas bursa utama di regional Asia ditutup di zona merah pada perdagangan Jumat (22/4). Indeks Nikkei 225 melemah 1,63%, disusul Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melemah 0,70%. Indeks Hang Seng terkoreksi 0,21%, sementara Strait Times berhasil menguat 0,38%.

Menurut tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia, penurunan ini terjadi karena investor merespons komentar Ketua Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve, Jerome Powell, yang memberi indikasi bahwa The Fed berkomitmen menaikkan suku bunga acuan secara agresif dalam memerangi lonjakan inflasi di Amerika Serikat (AS).

Secara eksplisit, Powell mengatakan kenaikan suku bunga sebesar 50 basis points (bps) akan dipertimbangkan dalam pertemuan kebijakan bulan depan. Asal tahu, Federal Reserve telah menaikkan suku bunga sebesar 25 bps pada bulan Maret lalu.

Selain dari prospek kenaikan suku bunga acuan di AS, sentimen pasar juga tertekan oleh kasus pandemi Covid-19 yang masih berlangsung di China di mana jutaan orang masih hidup di bawah kebijakan Lockdown yang ketat.

Baca Juga: IHSG Turun Tipis 0,14% Dalam Sepekan, Simak Proyeksi Pekan Depan

Bank Sentral China atau Peoples’ Bank of China (PBOC) akan mempertahankan kebijakan moneter yang hati-hati (prudent) dan meningkatkan dukungan bagi ekonomi. Gubernur PBOC, Yi Gang mengatakan prioritas kebijakan moneter China adalah memastikan kestabilan harga, khususnya harga bahan makanan dan bahan energi.

Komentar Yi ini muncul pada saat investor menantikan dukungan kebijakan dari Pemerintah China di tengah ketidakpastian prospek ekonomi China akibat ledakan penularan virus Covid-19.

Investor juga memantau persiapan Pemilihan Umum di Prancis akhir pekan ini. Presiden Emmanuel Macron tampak sementara melebarkan keunggulan dari lawannya, Marine Le Pen, sehingga meredakan kekhawatiran akan terjadinya perubahan besar dalam peta perpolitikan di Eropa.

Beberapa pemimpin di Eropa seperti Jerman, Spanyol dan Portugal, yang berhaluan kiri-tengah telah memberi dukungan untuk Macron, dan mendesak rakyat Prancis agar memilih Macron.

Baca Juga: Mewaspadai Potensi Arus Keluar Asing

Dari sisi makroekonomi, investor mencerna rilis data Indeks Harga Konsumen atau Consumer Price Index (CPI) Jepang yang tumbuh 1,2% secara year-on-year (YoY) di bulan Maret. Angka ini tertinggi sejak Oktober 2018 setelah tumbuh 0,9% YoY pada bulan sebelumnya.

Inflasi bulan Maret ini adalah yang ketujuh secara beruntun dan didorong oleh harga makanan  yang tumbuh dengan laju tercepat dalam lima tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×