kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Komentar Hawkish The Fed Menyeret Bursa Asia ke Zona Merah pada Rabu (8/3)


Rabu, 08 Maret 2023 / 20:19 WIB
Komentar Hawkish The Fed Menyeret Bursa Asia ke Zona Merah pada Rabu (8/3)
ILUSTRASI. Sebagian besar indeks saham di Asia ditutup turun pada Rabu (8/3), saat nilai tukar mata uang dolar AS menguat.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagian besar indeks saham di Asia ditutup turun pada Rabu (8/3), saat nilai tukar mata uang dolar Amerika Serikat (AS) menguat. Tim riset Phillip Sekuritas menilai, turunnya sebagian besar Bursa Asia terjadi setelah komentar hawkish Gubernur Federal Reserve Jerome Powell yang memperbesar kemungkinan suku bunga acuan dinaikkan dengan laju lebih cepat demi untuk mengalahkan lonjakan inflasi.

Di hari pertama paparan kebijakan moneter semesteran di depan Kongres AS, Powell mengatakan Federal Reserve kemungkinan perlu menaikkan suku bunga ke tingkat yang lebih tinggi dari ekspektasi. Kenaikan suku bunga ini sebagai respons dari sejumlah data ekonomi AS yang belakangan ini keluar lebih baik dari perkiraan.

Pelaku pasar mempertimbangkan hampir 70% kemungkinan kenaikan suku bunga sebesar 50 basis points (bps) pada pertemuan kebijakan Federal Reserve tanggal 21 Maret – 22 Maret 2023,  melonjak dari sekitar 30% pada hari Senin (6/3).

Baca Juga: IHSG Masih Bisa Melaju, Jangan Panik Saat Pasar Terseret Hawkish The Fed

Inflasi dan apa yang dilakukan oleh Federal Reserve sebagai respons sudah menjadi sumber volatilitas di pasar saham global sepanjang tahun ini. 

Setelah tampak mulai turun secara perlahan sejak pertengahan tahun 2022, inflasi secara tak terduga kembali naik bulan lalu yang juga diikuti oleh kenaikan pada sejumlah data ekonomi yang lain.

Situasi ini memicu rasa takut bahwa inflasi lebih sulit turun dari yang diperkirakan, dan Federal Reserve terpaksa menaikkan suku bunga ke tingkat yang lebih tinggi. 

Baca Juga: Penguatan IHSG Bisa Berlanjut Esok, Kamis (9/3)

Tingkat suku bunga yang lebih tinggi dapat menjinakkan inflasi karena memperlambat laju roda perekonomian. Namun, kenaikan suku bunga bisa menekan harga saham dan instrumen investasi lainnya. Suku bunga yang lebih tinggi juga memperbesar risiko terjadinya resesi ekonomi di periode-periode mendatang.

Fokus perhatian investor sekarang tertuju pada rilis data tenaga kerja (non-farm payrolls) AS pada hari Jumat (10/3) dan rilis data inflasi AS pada hari Selasa (14/3) pekan depan. Kedua data ini akan mendikte langkah berikutnya yang akan diambil oleh bank sentral Negeri Paman Sam tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×