kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kliring Berjangka Indonesia akan terbitkan resi gudang ikan dan timah tahun depan


Jumat, 29 November 2019 / 19:06 WIB
Kliring Berjangka Indonesia akan terbitkan resi gudang ikan dan timah tahun depan
ILUSTRASI. Pekerja memilih ikan hasil tangkapan nelayan di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta, Jumat (15/11/2019). Kementerian KKP menargetkan ekspor perikanan mencapai 6 miliar dolar US pada tahun 2020, dimana target tersebut naik dibandingkan dengan 2019 yang hanya 5,5


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dorong pemanfaatan Sistem Resi Gudang (RSG), PT Kliring Berjangka Indonesia Tbk (KBI) bakal luncurkan berbagai inisiatif di tahun depan. Di antaranya dengan menerbitkan resi gudang untuk komoditi baru yakni ikan dan timah.

Direktur Utama KBI Fajar Wibhiyadi optimistis prospek penerbitan komoditi baru seperti ikan, mampu mendorong peran aktif SRG bagi masyarakat. Harapannya, ikan bisa masuk dalam daftar komoditi resi gudang di kuartal pertama 2020. 

Baca Juga: Kliring Berjangka Indonesia dorong pemanfaatan SRG untuk jaga harga komoditas

"Kami akan lakukan kerjasama dengan PT Perikanan Nusantara (Perinus) sebagai penyedia cold storage. Pembicaraan kami sudah di atas 80% dan saya optimistis itu bisa direalisasikan awal tahun depan," ujar Fajar saat ditemui Kontan di kantornya, Jumat (29/11).

Menurutnya, potensial perikanan di Tanah Air sangat besar. Selain itu, fasilitas cold storage terus bertambah, seperti yang dimiliki Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), milik BUMN seperti Perinus dan Perikanan Indonesia (Perindo) di mana mereka juga sudah memiliki kontrak dengan pihak luar dan membutuhkan sumber pembiayaan baru.

Untuk itu, SRG dirasa cocok untuk masuk ke industri perikanan Tanah Air. Harapannya, jika rencana tersebut bisa terealisasi, KBI bakal menjadi yang pertama menjadikan komoditi ikan ke dalam resi gudang. 

Baca Juga: Bappebti dorong sinergi implementasi SRG

"Ini bisa besar, karena hasil ikan nelayan sudah cukup baik, disertai ekspor ke luar negeri juga cukup banyak. Untuk itu, dibutuhkan instrumen keuangan lantaran Perinus dan Perindo tetap membutuhkan pendanaan untuk membeli ikan dari nelayan Tanah Air," ungkapnya. 

Dengan menerapkan SRG, harapannya nelayan bisa mendapatkan harga yang lebih baik, begitu juga dengan Perinus dan Perindo. Perinus sendiri sudah mendapatkan lisensi sebagai pengelola gudang untuk perikanan.

Hasil kajian KBI dengan KKP juga menunjukkan bahwa minat masyarakat untuk resi gudang ikan cukup besar. Apalagi, nantinya resi gudang Tanah Air bisa dimanfaatkan pengusaha dan masyarakat kecil.

Untuk tahap awal, rencananya KBI akan membidik pengusaha untuk memanfaatkan SRG ikan, untuk kemudian diteruskan dengan membeli ikan di nelayan-nelayan kecil. 

Untuk masalah biaya yang lebih tinggi lantaran komoditi ikan membutuhkan cold storage, Fajar mengaku investor tidak perlu khawatir. Pasalnya, dengan menggandeng Perinus, maka keperluan cold storage bisa diatasi tanpa harus mengorbankan biaya terlalu banyak. 

Selain ikan, KBI juga akan mengupayakan komoditi timah bisa masuk ke dalam daftar resi gudang. Di mana saat ini, KBI masih melakukan pembicaraan dengan beberapa pihak terkait, untuk kemudian dapat direalisasikan tahun depan. 

Baca Juga: Jaga stabilitas harga, lada bakal dijual di bursa berjangka

Dengan begitu, Fajar optimistis capaian pembiayaan untuk resi gudang di tahun depan bisa tumbuh dua kali lipat dari tahun ini karena ditopang dua komoditi baru tersebut. 

Asal tahu saja, komoditi penyumbang pembiayaan terbesar untuk SRG per Oktober 2019 berasal dari Gabah, yakni sekitar 33,86% atau Rp 15,6 miliar, dari total pembiayaan SRG yang mencapai Rp 46,06 miliar. 

Tingginya resi gudang untuk gabah, lantaran masih tingginya kebutuhan petani untuk menyimpan hasil panennya. Terbesar berada di Indramayu, Cianjur, dan Wonogiri. 

Baca Juga: Warren Buffett: Takutlah saat orang lain serakah

Kontributor terbesar kedua berasal dari komoditi Kopi yakni 22,89% atau setara Rp 10,54 miliar, disusul komoditi rumput lautan di urutan ketiga yakni 21,42% atau Rp 9,86 miliar. 

Prediksi Fajar, walaupun saat ini total pembiayaan SRG baru 87,54% dari capaian 2018 yakni Rp 52,62 miliar, di akhir tahun dia optimistis jumlah tersebut bisa ditembus. "Kami optimistis capaian pembiayaan di 2018 bisa menembus Rp 52 miliar, meskipun secara pertumbuhan year on year (yoy) tak sampai 5%," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×