kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.919   11,00   0,07%
  • IDX 7.193   52,26   0,73%
  • KOMPAS100 1.105   10,19   0,93%
  • LQ45 877   10,63   1,23%
  • ISSI 221   0,76   0,35%
  • IDX30 448   5,44   1,23%
  • IDXHIDIV20 539   4,64   0,87%
  • IDX80 127   1,28   1,02%
  • IDXV30 134   0,28   0,21%
  • IDXQ30 149   1,42   0,96%

Kliring Berjangka Indonesia dorong pemanfaatan SRG untuk jaga harga komoditas


Jumat, 29 November 2019 / 15:27 WIB
Kliring Berjangka Indonesia dorong pemanfaatan SRG untuk jaga harga komoditas
ILUSTRASI. Biji kopi. Kliring Berjangka Indonesia dorong pemanfaatan Sistem Resi Gudang untuk menjaga harga komoditas.


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kliring Berjangka Indonesia Tbk (KBI) dorong instrumen resi gudang sebagai solusi bagi pemilik komoditas dalam menjaga harga di pasar. Hal ini sejalan dengan niat Badan Pengawas Perdagangan Komoditi (BAPPEBTI) yang menginginkan peran Sistem Resi Gudang (SRG) ditingkatkan.

Direktur Utama KBI Fajar Wibhiyadi mengatakan, selaku stakeholder SRG, KBI berperan sebagai pusat registrasi. Untuk itu, pihaknya akan turut mendorong langkah BAPPEBTI untuk menjadikan instrumen resi gudang ini sebagai solusi bagi pemilik komoditas. 

Baca Juga: Bappebti dorong sinergi implementasi SRG

"Memang saat ini, belum semua lapisan masyarakat mengetahui dan memanfaatkan instrumen ini. Padahal manfaatnya sangat besar bagi petani dan pemilik komoditas," jelas Fajar dalam keterangan resminya Jumat (29/11).

Ke depan, Fajar menekankan bahwa pihaknya akan secara konsisten terus melakukan sosialisasi terkait resi gudang ke beberapa wilayah di Indonesia.

Berdasarkan data Pusat Registrasi Resi Gudang atau KBI, sejak 2017 hingga Oktober 2019 total pembiayaan resi gudang mencapai Rp 114,6 miliar, dengan total 914 resi gudang. Angka pembiayaan terus mengalami peningkatan, terbukti di 2017 terdapat 170 resi gudang dengan nilai pembiayaan mencapai Rp 15,9 miliar.

Pada 2018 terjadi peningkatan jumlah resi gudang mencapai 379 dengan nilai pembiayaan mencapai Rp 52,6 miliar. Sedangkan per Oktober 2019 tercatat sudah 365 resi gudang dengan nilai pembiayaan mencapai Rp 46,1 miliar. Fajar menjelaskan, sepanjang 2017 hingga Oktober 2019, komoditas gabah memiliki nilai pembiayaan terbesar yakni mencapai Rp 37,2 miliar. 

Baca Juga: Para praktisi menyoroti RUU Minerba yang syarat kepentingan pengusaha tambang

"Selain itu, beberapa komoditas lain adalah beras, jagung, rumput laut, kopi, garam dan lada. Kami optimis, ke depan para pemilik beberapa komoditas selain yang sudah ada sekarang,  juga akan memanfaatkan instrumen ini,” ungkapnya.

Fajar juga melakukan antisipasi teknologi yang semakin maju, dengan menerapkan aplikasi supporting SRG yakni dengan Aplikasi ISWARE. Dengan aplikasi tersebut, pemilik komoditas tersebar di berbagai tempat di Indonesia dapat dengan mudah mendaftarkan  komoditasnya ke dalam SRG, untuk kemudian diterbitkan dokumen resi gudang secara real time dan relatif cepat. 

Dengan begitu, pemilik komoditas dapat segera melakukan kegiatan penjaminan atau perdagangan agar nilai komoditas tersebut dapat  dimanfaatkan secara maksimal.

Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan No 33 tahun 2018, tentang Barang yang Dapat Disimpan di Gudang dalam rangka Penyelenggaraan Sistem Resi Gudang, Saat ini terdapat 17 (empat belas) jenis komoditas yang masuk dalam skema Sistem Resi Gudang, yaitu  gabah, beras, jagung, kopi, kakao, lada, karet, rumput laut, rotan, garam, kopra, teh, gambir, dan timah.

Baca Juga: Jaga stabilitas harga ayam hidup, Kemendag akan evaluasi harga acuan ayam

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×