Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Handoyo .
Untuk tahap awal, rencananya KBI akan membidik pengusaha untuk memanfaatkan SRG ikan, untuk kemudian diteruskan dengan membeli ikan di nelayan-nelayan kecil.
Untuk masalah biaya yang lebih tinggi lantaran komoditi ikan membutuhkan cold storage, Fajar mengaku investor tidak perlu khawatir. Pasalnya, dengan menggandeng Perinus, maka keperluan cold storage bisa diatasi tanpa harus mengorbankan biaya terlalu banyak.
Selain ikan, KBI juga akan mengupayakan komoditi timah bisa masuk ke dalam daftar resi gudang. Di mana saat ini, KBI masih melakukan pembicaraan dengan beberapa pihak terkait, untuk kemudian dapat direalisasikan tahun depan.
Baca Juga: Jaga stabilitas harga, lada bakal dijual di bursa berjangka
Dengan begitu, Fajar optimistis capaian pembiayaan untuk resi gudang di tahun depan bisa tumbuh dua kali lipat dari tahun ini karena ditopang dua komoditi baru tersebut.
Asal tahu saja, komoditi penyumbang pembiayaan terbesar untuk SRG per Oktober 2019 berasal dari Gabah, yakni sekitar 33,86% atau Rp 15,6 miliar, dari total pembiayaan SRG yang mencapai Rp 46,06 miliar.
Tingginya resi gudang untuk gabah, lantaran masih tingginya kebutuhan petani untuk menyimpan hasil panennya. Terbesar berada di Indramayu, Cianjur, dan Wonogiri.
Baca Juga: Warren Buffett: Takutlah saat orang lain serakah
Kontributor terbesar kedua berasal dari komoditi Kopi yakni 22,89% atau setara Rp 10,54 miliar, disusul komoditi rumput lautan di urutan ketiga yakni 21,42% atau Rp 9,86 miliar.
Prediksi Fajar, walaupun saat ini total pembiayaan SRG baru 87,54% dari capaian 2018 yakni Rp 52,62 miliar, di akhir tahun dia optimistis jumlah tersebut bisa ditembus. "Kami optimistis capaian pembiayaan di 2018 bisa menembus Rp 52 miliar, meskipun secara pertumbuhan year on year (yoy) tak sampai 5%," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News