Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Tak mau ketinggalan tren, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) berencana masuk bisnis layanan kesehatan berbasis online. Untuk itu, emiten farmasi ini siap mengakuisisi perusahaan rintisan (start-up) sektor kesehatan.
Vidjongtius, Direktur KLBF, bilang, perusahaannya akan melakukan penjajakan dulu. Tapi, ia masih enggan mengungkap nama start-up yang jadi incaran. "Pastinya akan kami jajaki dulu secara prudent," kata Vidjongtius kepada KONTAN, Jumat (9/9).
Pasar sektor kesehatan memang masih sangat potensial. Apalagi, jika disematkan inovasi teknologi yang baru seperti bisnis online. Kalau masuk ke layanan ini, KLBF bisa langsung memaksimalkan teknologi informasi dan telekomunikasi untuk membesarkan bisnisnya, sekaligus memajukan dunia kesehatan.
"Tapi, tetap harus prudent karena tidak sedikit start-up yang mati di tengah jalan," ujar dia.
Sayang, Vidjongtius merahasiakan anggaran untuk merealisasikan rencana itu. Untuk saat ini, KLBF akan fokus pada pembangunan pabrik biosimilar. Pabrik yang berlokasi di Cikarang, Bekasi, itu ditargetkan beroperasi secara komersial tahun 2018 atau 2019 mendatang.
Pembangunannya memakan waktu satu tahun hingga dua tahun. Dan, butuh waktu satu tahun untuk proses sertifikasi. Selain pabrik, KLBF bakal memakai belanja modal untuk menambah kapasitas obat. "Serta kapasitas obat resep dan gudang di beberapa cabang," ucap Vidjongtius.
KLBF membidik pertumbuhan minimal 50% produksi obat tahun ini untuk setiap segmen obat. Peningkatan produksi ini sejalan dengan permintaan pasar. Mereka merealisasikan belanja modal alias capital expenditure (capex) Rp 581 miliar di semester I 2016.
Jumlah itu hampir separuh capex yang dialokasikan tahun ini antara Rp 1 triliun hingga Rp 1,5 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News