kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

KLBF kerek produksi obat hingga 50%


Senin, 15 Agustus 2016 / 07:22 WIB
KLBF kerek produksi obat hingga 50%


Reporter: Emir Yanwardhana | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) sudah merealisasikan belanja modal (capex) senilai Rp 581 miliar di semester pertama tahun ini. Jumlah itu hampir separuh dana capex yang dialokasikan tahun ini antara Rp 1 triliun hingga Rp 1,5 triliun.

Manajemen memang berencana melanjutkan sejumlah ekspansi hingga akhir tahun nanti. ”Untuk melanjutkan pembangunan pabrik biosimilar di Cikarang,” kata Vidjongtius, Direktur dan Sekretaris Perusahaan KLBF, kepada KONTAN, Sabtu (14/8).

Pabrik yang berlokasi di Cikarang Bekasi itu ditargetkan beroperasi secara komersial tahun 2018 atau 2019. Pembangunan pabrik memakan waktu satu hingga dua tahun. Membutuhkan waktu satu tahun ini proses sertifikasi.

Selain pabrik, KLBF akan memakai capex untuk menambah kapasitas obat bebas dan serbuk. "Serta menambah kapasitas obat resep dan kapasitas gudang di beberapa cabang,” kata Vidjongtius.

Minimal tahun ini produksi obat bisa bertambah 50% dari total produksi di setiap segmen obat. Yang pasti, peningkatan produksi ini sejalan dengan permintaan pasar. Manajemen yakin, prospek industri farmasi masih positif. Misalnya, dengan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), kebutuhan obat semakin meningkat.

Di semester I 2016, KLBF meraih pendapatan Rp 9,56 triliun, naik 9,63% ketimbang periode sama tahun lalu senilai Rp 8,72 triliun. Laba perusahaan juga tumbuh 8,1% year-on-year (yoy) menjadi Rp 1,17 triliun.

Presiden Direktur KLBF Irawati Setiadi menyatakan perusahaan terus membuka kemungkinan bagi investor asing untuk menjadi mitra joint venture (JV).

”Ada beberapa perusahaan seperti dari Jepang dan lainnya,” kata dia.

Menurut Irawati, KLBF perlu mencari mitra JV untuk menggali teknologi yang belum dikuasai pemain lokal. Oleh karena itu, asing dibutuhkan demi mendorong pertumbuhan industri farmasi.

Pada tahun lalu, KLBF mendirikan perusahaan patungan dengan sejumlah perusahaan, seperti Blackmores International Pte Ltd di bidang vitamin dan suplemen, Genexine Inc untuk pengembangan produk biofarmasi dan PT Milko Baverage dengan membangun pabrik produksi nutrisi cair.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×