Reporter: Cindy Silviana Sukma | Editor: Yuwono Triatmodjo
JAKARTA. Niat PT Trada Maritime Tbk (TRAM) mencicipi bisnis batubara tidak akan terealisasi tahun ini. Penyebabnya adalah klaim asuransi kebakaran kapal TRAM bernama Lentera Bangsa dari PT Asuransi Dayin Mitra Tbk (ASDM) tak kunjung tuntas.
Sekretaris Perusahaan TRAM, Asnita Kasmy menuturkan, secara prosedural proses klaim asuransi tetap berjalan. "Mungkin tahun ini semua proses sudah bisa rampung. Namun, untuk pencairan dananya baru bisa tahun depan," terang Asnita kepada KONTAN, Senin (25/11).
Padahal, dana klaim senilai maksimum US$ 75 juta tersebut akan TRAM alokasikan untuk melunasi utang ke International Finance Corporation (IFC) dan Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ (BTMU). Nah, IFC memberi utang ke TRAM dengan embel-embel melarang TRAM mengambil alih perusahaan atau bisnis di luar kegiatan usaha utama.
Pelunasan utang kepada IFC, tentunya akan melapangkan aksi TRAM yang berniat membeli konsesi tambang batubara. Sebab, TRAM berniat mengakuisisi PT Awesome Coal, pemilik konsensi batubara yang berlokasi di Kalimantan Timur.
TRAM sudah membicarakan dan menegosiasikan akuisisi tersebut sejak tahun 2011. TRAM menyepakati nilai akuisisi tersebut US$ 200 juta.
Dengan keterlambatan pencairan klaim, maka aksi korporasi TRAM kini menggantung. "Kami belum bisa melaksanakan aksi korporasiĀ apa-apa," imbuh Asnita.
Berdasarkan laporan keuangan TRAM per September 2013, nilai total utang kepada IFC tercatat US$ 28,13 juta. Sedangkan utang ke BTMU mencapai US$ 11,76 juta.
Asal tahu saja, karena musibah kebakaran kapal Lentera Bangsa, pembayaran pokok utang dan bunga kepada IFC dan BTMU yang harus dicicil pada November 2012 dan Februari 2013 terhambat, masing-masing bernilai U$S 1,52 juta dan US$ 2,4 juta. "Pembayaran masih kami rundingkan dengan IFC dan BTMU," terang Asnita.
Hingga akhir perdagangan kemarin (25/11), harga saham TRAM naik 0,64% dari perdagangan akhir pekan lalu (22/11), ke posisi Rp 1.570 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News