kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

KKGI punya pasar batubara baru di ASEAN


Selasa, 28 Maret 2017 / 16:26 WIB
KKGI punya pasar batubara baru di ASEAN


Reporter: Hasyim Ashari | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Porsi ekspor PT Resource Alam Indonesia Tbk masih menjadi mayoritas dalam penjualan batubara emiten dengan kode saham KKGI ini. Tercatat porsi ekspor KKGI sebesar 95% sedangkan porsi penjualan dalam negeri hanya 5% saja.

Direktur Utama KKGI, Pintarso Adijanto menyampaikan perusahaan terus mencari pasar ekspor baru terutama di kawasan Asia Tenggara (ASEAN). Salah satu pasar baru yaitu Kamboja, pengiriman awal batubara sudah dilakukan sejak delapan bulan lalu. "Untuk penjualan batubara ke Kamboja di tahun ini kita tergetkan antara 300.000 sampai 400.000 ton per tahun," ujar Pintarso di Bursa Efek Indonesia, Senin (27/3).

Secara keseluruhan KKGI menargetkan penjualan tahun ini 3,5 juta sampai 4 juta ton per tahun. Angka tersebut naik dari realisasi penjualan tahun kemarin yaitu 3,2 juta ton per tahun. Yang menjadi pasar terbesar ekspor KKGI yaitu Korea Selatan, China, dan India. Kemudian ada juga Filipina, Taiwan dan Malaysia.

Pintarso mengungkapkan pada tahun-tahun ke depan, KKGI akan memperbesar penjualan di dalam negeri. Namun dia belum bisa membeberkan besaran dari posisi saat ini. "Kami akan usahakan tahun yang akan datang makin banyak jual di domestik," ungkapnya.

Dia berharap harga batubara di tahun ini bisa stabil pada kisaran US$ 75 sampai US$ 85. Dengan stabilnya harga batubara tentunya akan mempengaruhi pendapatan KKGI, menurut Pintarso hal itu bisa dilihat dari kinerja di kuartal I tahun ini dimana lebih baik periode sebelumnya.

KKGI menargetkan pengoprasian tambang di Kalimantan Tengah pada akhir tahun ini. Sebab saat ini masih dalam proses pengurusan izim dan ditargetkan ditahun pertama produksi sebanyak 1 juta ton.

Untuk itu, tahun ini capital expenditure (capex) yang dianggarkan hanya US$ 1,5 juta. Dana ini hanya akan digunakan untuk perbaikan alat-alat infrastruktur yang mengalami kerusakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×