kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

KKGI bidik produksi batubara 5,3 juta ton di 2015


Selasa, 04 November 2014 / 14:40 WIB
KKGI bidik produksi batubara 5,3 juta ton di 2015
ILUSTRASI. Nilai pengadaan barang dan jasa industri hulu migas nasional mencapai US$ 6,1 miliar dengan TKDN 64,75%.


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Tren harga jual global yang masih bearish tidak menyurutkan PT Resources Alam Indonesia Tbk untuk mendongkrak produksi batubara. Emiten berkode saham KKGI ini membidik produksi batubara sebanyak 5,3 juta metrik ton (MT) di tahun 2015. 

Target tersebut tumbuh 39,47% dibandingkan produksi batubara tahun ini yang diprediksi KKGI mencapai 3,8 juta MT. "Target produksi yang direncanakan sangat mungkin tercapai mengingat kapasitas keseluruhan infrastruktur yang sudah lengkap," tulis manajemen KKGI dalam materi paparan publik yang dikutip KONTAN, Selasa (4/11). 

Memastikan pencapaian target tahun depan menjadi salah satu fokus usaha KKGI. Emiten ini juga akan berusaha meningkatkan imbah hasil ekuitas (ROE) dengan cara mendongkrak produktifitas dan efisiensi operasional. 

Selain menggarap penambangan batubara, KKGI juga mulai melakukan diversifikasi usaha dengan merambah bisnis pembangkit listrik. Belum lama ini, KKGI sudah mengemukakan rencana mengakuisisi perusahaan pembangkit listrik mini hidro (PLTM) bernama PT Katulistiwa Hidro Energi (KHE). 

Perusahaan ini akan diakuisisi dari pemilik lama, yaitu PT Bumi Raya Utama (BRU) dan perorangan bernama Hendro Martowardojo. Khatulistiwa Hidro adalah sebagai pemegang saham 95% di PT Bias Petrasia Persada (BPP), yang tak lain pengembang listrik mikro hidro di Cicatih, Jawa Barat. 

Pembangkit ini di Cicatih ini berkapasitas 6.400 Kilo Watt Hours (kWh). Nah, Pada 9 Juli 2012, Bias Petrasia membuat perjanjian jual beli listrik ke PLN. Namun, besarnya nilai dari transaksi tersebut masih menunggu selesainya penghitungan nilai wajar (fair value) dan penilaian kewajaran (fairness opinion) dari penilai independen. 

Rencana KKGI merambah bisnis pembangkit listrik didasarkan pada beberapa alasan. Pertama, kondisi industri batubara yang menjadi domain utama bisnis KKGI memang sedang lesu. Akuisisi ini dianggap bisa mendongkrak laba dan pendapatan sumber penghasilan kemudian hari. 

Kedua, KKGI ingin mendukung program pemerintah untuk pengembangan bisnis energi terbarukan. Pertimbangan ketiga, secara komersial, saat ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam Permen ESDM Nomor 12/2014, telah menaikkan harga jual listrik tenaga air dari Rp 656 per Kwh menjadi maksimal Rp 1.075 per Kwh.

Bila rencana akuisisi ini berhasil, KKGI akan siap mengembangkan pembangkit sejenis di beberapa daerah yang punya airnya berlimpah. Sebelumnya manajemen KKGI menyebut, lantaran pasar batubara sedang loyo, KKGI berpikir ulang untuk melakukan proses produksi batubara di anak usahanya, PT Loa Haur di Kalimantan Tengah. 

Pertimbangan lain, jarak tempuh hauling road di Loa Haur mencapai 20 kilometer (km). Jarak ini terlalu jauh ini tentu sehingga beban biaya tinggi. Karena itu, saat ini KKGI memilih mendiamkan konsesi ini. 

Semula perusahaan berencana memulai produksi pada di konsesi Loa Haur sebanyak 1,5 juta ton sampai 2 juta ton batubara per tahun. Adapun Luas lahan konsesi Loa Hour mencapai 4.810 hektare (ha).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×