Reporter: Agung Hidayat | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen consumer goods, PT Kino Indonesia Tbk (KINO) tak hanya mengerek penjualan di tingkat lokal, tapi juga mengupayakan pertumbuhan di segmen ekspor. Pasar luar negeri dilihat memiliki prospek yang baik dan menantang bagi Kino di masa mendatang.
KINO pun sedikit demi sedikit mulai memperlebar porsi penjualan ekspornya. Sebelumnya KINO telah banyak membentuk perusahaan distribusi dan bekerja sama dengan beragam korporasi di Asia Tenggara. Misalnya pendirian anak usaha, Kino Care Consumer Cambodia Co Ltd. yang bakal menggenjot distribusi produk perusahaan di Kamboja.
"Perkiraan saja mungkin sekitar 9%-10% penjualan KINO tahun ini akan berasal dari penjualan di luar negeri," ujar Budi Muljono, Direktur KINO kepada Kontan.co.id, Minggu (7/7). Selain pasar ASEAN, produk hair treatment KINO dengan merek Ellips juga mendapatkan penerimaan baik di Jepang.
Dengan target pertumbuhan bisnis sekitar 25% di tahun 2019 ini, maka jika dihitung dengan pencapaian pendapatan tahun kemarin senilai Rp 3,6 triliun, maka proyeksi revenue KINO tahun ini ialah Rp 4,5 triliun.
Sedangkan dengan perkiraan porsi ekspor terhadap penjualan bersih tersebut, maka segmen ekspor diharapkan menyumbang Rp 405 miliar - Rp 450 miliar di tahun ini.
Adapun guna mengencangkan segmen ekspor, KINO juga bergegas menambah kapasitas produksi. Untuk itu dari anggaran capital expenditure (capex) alias belanja modal KINI tahun ini sekitar Rp 300 miliar, sebagian besar untuk pengembangan dan penambahan produksi produk.
Budi bilang, tingkat utilitas produksi KINO saat ini sudah lumayan tinggi sehingga perlu menambah belanja modal untuk menambah kapasitas produksi dan memenuhi permintaan dari konsumen yang meningkat. Dia tidak menyebut jumlah rencana penambahan kapasitas. Namun sejauh kuartal-I 2019 KINO telah membelanjakan capex hingga Rp 112 miliar.
Sepanjang tiga bulan pertama 2019 segmen penjualan personal care berkontribusi sebesar 51% dari total revenue atau sebesar Rp 516 miliar. Sementara itu, sektor minuman menempati posisi kedua sebagai penyumbang terbesar penjualan KINO kuartal-I 2019 yakni menempati porsi 38% atau setara Rp 360 miliar.
Sektor penjualan minuman tersebut meningkat 13,92% dibandingkan periode sama 2018 lalu yang sebesar Rp 316 miliar. Satu-satunya segmen penjualan yang turun ialah makanan, di kuartal-I 2019 tercatat senilai Rp 85,12 miliar atau turun 12,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 97,05 miliar.
Sedangkan penjualan di segmen farmasi melejit berkali-kali lipat menjadi Rp 37,8 miliar di triwulan pertama tahun ini. Dibandingkan kuartal-I tahun lalu yang hanya Rp 1,85 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News