Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Kino Indonesia Tbk (KINO) membentuk joint venture (JV) bersama Ristra Group. Perusahaan patungan yang diberi nama PT Ristra Laboratories Indonesia itu merupakan kelanjutan atas rencana KINO mencaplok perusahaan personal care pasca initial public offering (IPO).
"Kami setor Rp 80 miliar sehingga menggenggam 80% saham JV itu," ujar Direktur Utama KINO Harry Sanusi kepada KONTAN, Jumat (5/8). Dengan demikian, KINO menjadi pemegang saham mayoritas Ristra Laboratories Indonesia.
KINO membentuk JV ini menggunakan sebagian dana sisa hasil IPO yang dilakukan beberapa waktu lalu. Per Juni, dana IPO KINO masih tersisa Rp 552,19 miliar.
Sisa dana tersebut untuk sementara ini diendapkan pada sejumlah instrumen keuangan. "Tapi kalau ada yang cocok, akan kami gunakan lagi untuk akuisisi," tambah Harry.
Analis Minna Padi Investama Frederik Rasali menilai positif langkah ekspansi ini. Menurutnya, besarnya potensi pertumbuhan bisnis kosmetik bisa memberikan sentimen positif bagi fundamental KINO.
Catatan saja, saat ini total penjualan industri kosmetik mencapai 64,3 triliun di tahun 2015. Jumlah ini meningkat 9% dibandingkan tahun 2014.
PT Kino memiliki brand yang cukup terkenal di pasar seperti Liang teh cap Panda, Ovale, Eskulin, Ellips, Resik-V, Sleek, Cap Kaki Tiga.
Perusahaan saat ini memiliki 284 poin distribusi dan 31 pusat distribusi melalui anak perusahaan PT Duta Lestari Sentratama. Kuatnya jaringan distribusi yang sudah dimiliki KINO nanti akan dilengkapi oleh Ristra dari sisi teknolgi.
Pergerakan harga saham KINO juga menarik. Harga saham KINO yang saat IPO pada Desember 2015 sebesar Rp 3.800 per saham kini sudah naik menjadi Rp 6.025 per saham.
Dengan book value per share di Rp 1.332 per saham dan P/BV 4.52 kali, ditambah akuisisi perusahaan dan aktifnya investor relation di beberapa acara investor gathering di luar negeri, akan membuat fundamental KINO semakin menarik.
"Perusahaan masih terus berkembang sehingga akan meningkatkan nilai buku di masa yang akan datang," imbuh Frederik.
Dia menambahkan, saham KINO cocok untuk investor yang memiliki tingkat risiko menengah dengan jangka waktu yang cukup panjang karena hasil perkembangan perusahaan baru terlihat setelah beberapa saat. Target harga KINO terdekat adalah Rp 7.100 per saham.
"Di samping itu likuiditas menjadi salah satu pertimbangan dalam investasi di saham KINO, untuk trader pun masih belum menarik dengan volume transaksi yang belum cukup likuid namun kalau kita menggunakan forward looking, perusahaan KINO cukup menarik untuk dikoleksi," jelas Frederik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News