kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kinerja Unilever Indonesia (UNVR) diprediksi masih kinclong, simak rekomendasi analis


Rabu, 18 September 2019 / 05:00 WIB
Kinerja Unilever Indonesia (UNVR) diprediksi masih kinclong, simak rekomendasi analis
ILUSTRASI.


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perlambatan ekonomi selalu menjadi tantangan besar bagi pelaku industri barang konsumsi. Namun, market leader seperti PT Unilever Indonesia (UNVR) anggota indeks Kompas100 ini berhasil catatkan kinerja positif.

Mengutip laporan keuangan semester I-2019, pendapatan UNVR naik tipis 1,3% secara year on year (yoy) ke Rp 21,4 triliun. Sementara, laba bersih tumbuh 5,2% yoy ke Rp 3,6 triliun.

Baca Juga: Mulai hari ini, Shopee beri gratis ongkir dengan minimal belanja Rp 0

Segmen bisnis yang memberi kontribusi besar pada tumbuhnya pendapatan UNVR adalah home and personal care (HPC). Segmen tersebut menyumbang 69% pada penjualan. Selanjutnya segmen food dan refreshment (F&R) menyumbang 31%.

Namun di sepanjang semester awal, segmen F&R membukukan penjualan negatif dengan turun 6,7% yoy. Sementara, penjualan segmen HPC tumbuh 5,3% yoy.

Head of Research Narada Asset Management kiswoyo Adi Joe menilai bagi market leader seperti UNVR pertumbuhan kinerja yang naik tipis, sudah cukup baik.

Senada, Helen Vincentia Analis Megacapital Sekuritas menilai kinerja UNVR sudah sesuai dengan ekspektasinya.

Selanjutnya, laba bersih UNVR berhasil naik karena UNVR melakukan efisiensi. Hal itu terlihat dari beberapa pos beban perusahaan yang turun.

Beban penjualan UNVR misalnya turun dari Rp 4,02 triliun menjadi Rp 3,94 triliun. Beban keuangan perusahaan juga turun signifikan menjadi Rp 74,89 miliar. Angka itu lebih kecil dari beban keuangan semester satu tahun lalu yang sebesar Rp 120,7 miliar.

Bagi perusahaan sebesar UNVR, Kiswoyo mengatakan tantangan persaingan dengan kompetitor dapat dihadapi dengan baik.

"Semua merek sudah menjadi market leader sekarang tinggal bagaimana UNVR bisa menjaga kekuatan mereknya tersebut," kata Kiswoyo.

Itulah mengapa, UNVR selalu gencar melakukan promosi dan menelurkan produk baru.

Dalam riset Raja Abdalla Analis PT Deutsche Verdhana Sekuritas Indonesia menuliskan di semeter II-2019, UNVR akan meluncurkan dua merek baru, yang akan melengkapi tiga merek sebelumnya, yaitu Nameera, Love Beauty and Planet, dan Hellmann's.

Baca Juga: Perluas pasar ekspor, Satyamitra Kemas Lestari (SMKL) tingkatkan produk offset

Inovasi yang terbaru, UNVR juga berencana melakukan ekspansi dengan meluncurkan merek es krim baru, yaitu Seru. Produk tersebut akan didistribusikan dari Jawa Timur, Jakarta, dan Jawa Barat.

Raja menilai langkah UNVR tersebut bisa membuat merek es krim UNVR semakin kompetitif dengan kompetitor yang juga memiliki wilayah distribusi nasional.

"Hingga rencana ekspansi merek es krim baru muncul, UNVR belum berencana untuk menaikkan biaya iklan dalam rangka mengatur biaya bahan baku dan nilai tukar rupiah," kata Raja dalam riset.

Baca Juga: Simak rekomendasi saham Profindo Sekuritas untuk perdagangan Jumat (13/9)

Melihat kompetisi di industri konsumen yang ketat, Raja mengatakan UNVR kini fokus menyasar pasar dengan umur yang lebih muda. Hal ini terlihat dari munculnya merek perawatan kulit yang ditujukan untuk pasar demografis yang lebih muda. Tentunya, pemasaran yang dilakukan juga lebih banyak melalui iklan digital.

Raja memproyeksikan pendapatan UNVR di akhir tahun masih bisa tumbuh. Hal ini didukung biaya royalti meliputi merek dagang, teknologi, dan layanan pusat, tidak berubah hingga 2020. Dengan begitu, Raja memproyeksikan biaya royalti tetap di 7% dari total penjualan di tahun ini.

Raja merekomendasikan hold di target harga Rp 45.000 per saham.

Sementara, Helen merekomendasikan netral di target harga Rp 47.500 per saham. Hellen memproyeksikan pendapatan UNVR bisa tumbuh 5,3% menjadi Rp 44,02 triliun di akhir tahun ini.

Baca Juga: Kisah sampah plastik di Filipina yang kian mengkhawatirkan

Sedangkan, Kiswoyo merekomendasikan buy di target harga Rp 55.000 per saham. "Tahun ini UNVR belum cetak harga tertinggi, biasanya UNVR tiap tahun selalu cetak harga tertinggi," kata Kiswoyo, Selasa (17/9). Untuk pendapatan dan laba Kiswoyo memproyeksikan akan turun 1%-2%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×