Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indosat Tbk (ISAT) membukukan pertumbuhan pendapatan di kuartal II tahun 2021 di tengah ketidakpastian pasar. Kenaikan kinerja ISAT terimbas dari hasil penjualan menara. Akibatnya, biaya operasional ISAT menurun dan laba bersih ISAT secara kuartalan naik berlipat.
Di kuartal II tahun 2021, Indosat berhasil membukukan saldo kas sebesar Rp 10,9 triliun. Namun, leverage ISAT rendah dan arus kas operasi yang solid.
Ini menandakan jika Indosat berhasil melewati kuartal II tahun 2021 dengan cukup baik. Padahal pada masa tersebut, ISAT harus menghadapi ketidakpastian pasar karena adanya persaingan harga, subsidi sekolah dan daya beli yang melemah. Kondisi tersebut menurut Analis BRIDanareksa Sekuritas Niko Margaronis dalam riset 30 Juli 2021 berpotensi membuat ISAT membukukan penurunan kinerja.
Baca Juga: Aksi merger-akusisi marak di industri bisnis telekomunikasi
Efek dari penjualan 4.247 menara Indosat pun berdampak pada pengurangan pendapatan sewa menara secara permanen. Tapi hasil penjualan menara justru membuat keuntungan finansial yang lebih tinggi pada kuartal II tahun 2021.
Indosat juga berhasil melewati kuartal II dengan eksekusi hebat. ISAT juga menetapkan fondasi dengan inisiatif 5G untuk B2B.
Upaya solid Indosat menghasilkan nilai lebih bagi perusahaan. Akibatnya, pendapatan Indosat di kuartal II mencapai Rp 7,64 triliun, tumbuh 4% secara qoq. Ini menunjukkan operasi bisnis ISAT cukup sehat.
Di semester I tahun 2021, ISAT membukukan pendapatan Rp 14,98 triliun, naik 11,4% secara year on year. Sementara bottom line, ISAT membukukan laba bersih Rp 5,59 triliun di semester I 2021, dari sebelumnya rugi Rp 341 miliar.
Menurut Niko, pertumbuhan kinerja ISAT secara triwulanan didasarkan peningkatan ARPU yang memonetisasi pelanggan dasar dan mengangkat konsumsi data bulanan rata-rata lebih dari 10 GB. Ini mencerminkan penerimaan positif bagi para pengguna.
Penerimaan pengguna yang cukup positif nampak dari skor net promoter score (NPS), skor kepuasan pelanggan (CSAT), dan brand equity.
Baca Juga: Ini faktor yang membuat Indosat (ISAT) mampu cetak laba bersih di semester I-2021
Jumlah pelanggan data 4G Indosat pun bertambah 5,9% secara kuartalan menjadi 40 juta dari total pelanggan 60,3 juta. Secara tahunan jumlah pelanggan data 4G ISAT juga bertambah cukup kuat yakni naik 29,5% secara yoy.
Jumlah pelanggan tumbuh pesat disertai dengan tingginya konsumsi data. Ini membuktikan jika layanan data ISAT cukup solid dan mampu mengelola konsumen.
Di tahun ini, Niko memperkirakan, pendapatan ISAT sebesar Rp 30,35 triliun dengan laba bersih Rp 704 miliar. Sedangkan EBITDA ISAT diperkirakan Rp 13,22 triliun.
"Kami percaya laba bersih ISAT akan yang lebih tinggi pada semester 2 tahun 2021," ujar Niko.
Prospek kinerja Indosat di kuartal II tahun 2021 meningkat karena hasil penjualan menara akibatnya saldo kas Indosat pada level tertinggi Rp 10,9 triliun. Leverage Indosat pun lebih rendah dengan utang bersih/EBITDA 0,34x. Ini bahkan level terendah sepanjang sejarah.
Indosat pun sedang mempertimbangkan divestasi switching-nya dengan nilai buku Rp 1,06 triliun. "Kami percaya saldo kas ini sendiri menandai pencapaian Indosat yang langka," kata Niko.
Dengan EBITDA dan margin EBITDA yang cukup bagus membuat ISAT bisa menghasilkan arus kas yang naik signifikan untuk mendukung belanja modal. "Kami menduga saldo kas ISAT bisa digunakan untuk pembayaran dividen yang bagus," ujar Niko.
Baca Juga: ISAT Catatkan Omzet Rp 14,9 Triliun
Kondisi tersebut membuat Niko mantap memberi rekomendasi BUY saham ISAT dengan target harga Rp 7.800 per saham. Pada Senin (2/8) harga saham ISAT ditutup naik 0,85% di Rp 5.950 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News