Reporter: Benedictus Bina Naratama | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Setelah mengakusisi PT Simpatindo Multi Media pada awal 2015, PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE) menunjukkan kinerja keuangan yang memuaskan. Kinerja keuangan emiten ini terutama disumbang oleh penjualan voucher isi ulang pulsa.
Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, pada kuartal I-2015 TELE berhasil memperoleh pendapatan bersih sebesar Rp 4,1 triliun. Kontribusi terbesar berasal dari penjualan voucher pulsa sebesar Rp 2,3 triliun atau naik 21% yoy dari Rp 1,9 triliun pada tahun 2014.
Pertumbuhan juga terjadi pada penjualan ponsel yang melonjak tajam 59% YoY di angka Rp 1,75 triliun dari sebelumnya Rp 1,1 triliun. Penjualan voucher 70% sedangkan ponsel 30%.
Adapun laba bersih tahun berjalan tumbuh 40,5% menjadi Rp 85,36 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 60,74 miliar.
Menurut analis First Asia Capital David Nathanael penjualan ponsel saat ini memang kala bergairah dibandingkan dengan penjualan voucher pulsa. Konsumsi masyarakat Indonesia yang masih tergolong boros untuk pemakaian pulsa membuat permintaan voucher isi ulang jauh lebih stabil ketimbang jualan ponsel. Terlebih lagi di kuartal I-2015, TELE telah mengakusisi distributor voucher isi ulang, PT Simpatindo Multi Media (SMM) senilai US$ 32 juta.
“Pendapatan TELE mayoritas disumbangkan dari penjualan pulsa karena permintaan ponsel memang sedang tidak banyak, apalagi minat masyarakat terhadap ponsel sudah bergeser,” ujar David.
TELE merupakan distributor dari beberapa merek ponsel terkenal seperti Samsung, LG, Sony, iPhone, dan Blackberry. David mengatakan pasar ponsel sekarang tidak semenarik dulu yang berlomba-lomba menjual ponsel high-end. Masyarakat sekarang cenderung untuk membeli ponsel dikisaran harga Rp 2 jutaan. Oleh karena itu, meskipun bertumbuh tinggi tapi bisnis ponsel TELE masih kurang di kuartal I-2015.
Lain halnya dengan bisnis voucher yang dinilai oleh David memiliki porspek pertumbuhan yang bagus. Terutama setelah mengakusisi Simpatindo yang merupakan katalis bagi TELE. Simpatindo diprediksi bisa menyokong pendapatan ke perusahaan hingga Rp 4-5 triliun sampai akhir tahun 2015 ini. Simpatindo adalah pemasok voucher Telkomsel, anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (Telkom)
Analis Maybank Kim Eng Securities, Emanuella Clarissa dalam riset 31 Maret 2015 mengatakan market share TELE untuk distribusi penjualan voucher Telkomsel telah meningkat dari 12% menjadi 20%. Market share ini diprediksi masih akan meningkat kembali hingga akhir tahun menjadi 50%.
“Pendapatan dari penjualan voucher akan bertumbuh sebesar 27% di akhir tahun 2015 berkat pertambahan market share distribusi voucher Telkomsel,” terang Clarissa.
Sejak tahun 2014, TELE dan Telkom sudah bekerjasama. Perusahaan plat merah ini masuk melalui PINS Indonesia dengan menguasai 25% saham TELE. Wujud kerjasama ini adalah menyiapkan bundel ponsel berkartu Telkomsel sebagai kompensasi migrasi pelanggan Flexi ke Telkomsel.
Kerjasama dengan Telkom akan membuat prospek bisnis ponsel TELE bergairah seiring dengan rencana Telkom yang berniat untuk meningkatkan penggunaan kartu Telkomsel. Di tahun 2015 ini, Telkom memiliki target untuk mengajak 3 juta pelanggan ponsel feature atau ponsel berteknologi 2G bermigrasi ke smartphone atau 3G. Kemungkinan besar, Telkom akan melakukan bundling kartu Telkomsel di merek-merek ponsel yang didistribusikan oleh TELE.
“Dampak dari bundling ponsel ini, TELE diproyeksikan akan menaikan pendapatan bisnis ponsel sebesar 35% hingga akhir tahun 2015,” ungkap Clarissa
Pada tahun 2013, penjualan bisnis ponsel TELE mengalami kenaikan 21%. Kemudian pada 2014, angka penjualan ponsel TELE tumbuh 31%. Perusahaan diperkirakan akan memperoleh pendapatan sebesar Rp 18,7 triliun sepanjang tahun 2015 atau tumbuh 35,7% YoY dari tahun 2014 sebesar Rp 13,8 triliun.
Untuk itu Clarissa merekomendasikan untuk buy di target price Rp 1.200. David pun juga merekomendasikan untuk buy di target harga Rp 1.250. Sedangkan analis Credit Suisse Securities Priscilla Tjitra merekomendasikan outperform di harga Rp 1.250. Pada penutupan bursa hari Senin (1/6), saham TELE mengalami penurunan 2,39% di level Rp 1.020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News