kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Kinerja tahunan cenderung stagnan, ini rekomendasi untuk Indofood


Jumat, 13 April 2018 / 05:10 WIB
Kinerja tahunan cenderung stagnan, ini rekomendasi untuk Indofood


Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Walau ada peningkatan, secara umum kinerja PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) cenderung stagnan di tengah melemahnya sektor konsumer dan sengitnya persaingan.

Di tahun lalu, INDF mencatatkan pendapatan sebesar Rp 70,19 triliun, meningkat 5,3% year on year (yoy) dari tahun sebelumnya. Adapun laba bersih emiten ini tercatat sebesar Rp 4,17 trilun, hanya naik 0,6% yoy.

Dalam riset 23 Maret, Analis Ciptadana Sekuritas Asia Stella Amelinda mengatakan, menurunnya permintaan di sektor konsumsi cukup berpengaruh pada segmen produk konsumen bermerek. 

Meski masih menjadi penyumbang terbesar terhadap pendapatan INDF yakni 47%, pertumbuhan pendapatan di segmen produk konsumen bermerek INDF hanya 4,5% yoy menjadi Rp 35,54 triliun.

INDF juga menghadapi sentimen rendahnya harga terigu yang membuat produksi Bogasari kurang maksimal. Alhasil, pertumbuhan pendapatan dari segmen Bogasari hanya 0,9% yoy dengan nilai Rp 19,10 triliun.

Vice President Research Departement Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya berpendapat, selain dipengaruhi perlambatan daya beli masyarakat, kinerja INDF sulit melesat pada tahun lalu mengingat tingkat persaingan di sektor konsumer tergolong sengit. Salah satu imbas dari persaingan tersebut adalah perang harga sulit dihindari.

“INDF punya saingan berat dari emiten konsumer lainnya maupun perusahaan sejenis yang tidak tercatat di bursa,” kata William, Kamis (12/4).

Meski begitu, INDF cukup tertolong oleh peningkatan kinerja signifikan dari segmen agribisnis. Walau baru berkontribusi 21% dari total pendapatan perusahaan, segmen tersebut tumbuh 8,3% yoy menjadi Rp 15,66 triliun. “INDF menikmati harga crude palm oil (CPO) yang beberapa kali mengalami tren kenaikan pada tahun lalu,” tutur Stella.

Stella masih optimistis bahwa kinerja INDF bakal meningkat di tahun ini. Ia memproyeksikan, pendapatan INDF bakal mencapai Rp 74,60 triliun pada akhir tahun ini, sedangkan laba bersihnya dapat mencapai Rp 4,53 triliun.

Stella merekomendasikan tahan saham INDF pada harga Rp 7.800 per saham, sementara William merekomendasikan beli saham INDF dengan harga Rp 8.400 per saham.

Pada perdagangan Kamis (12/4), saham INDF ditutup turun 1,38% ke level 7.125.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×