kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja keuangan Indofood dan ICBP cuma naik tipis


Rabu, 21 Maret 2018 / 08:57 WIB
Kinerja keuangan Indofood dan ICBP cuma naik tipis
ILUSTRASI.


Reporter: Riska Rahman | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja keuangan emiten anggota Grup Salim, yakni PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP), bergerak datar di tahun lalu. Contoh INDF. Tahun lalu, emiten ini mencatatkan penjualan Rp 70,19 triliun.

Jumlah ini naik 5,30% year-on-year (yoy). Penyumbang terbesar masih berasal dari lini produk konsumen bermerek sebesar 50%. Adapun lini bisnis Bogasari menyumbang 22% penjualan, agribisnis 20% dan distribusi menyumbang 8%.

Pada tahun lalu, INDF meraih laba bersih senilai Rp 4,17 triliun atau naik tipis 0,58% (yoy). Alhasil, margin laba bersih INDF tahun lalu turun menjadi 5,9% dari 6,2%.

Meski tak setinggi INDF, ICBP juga mencatat kenaikan penjualan 3,58% (yoy) menjadi Rp 35,61 triliun. Divisi mi instan masih menjadi andalan ICBP, yang menyumbang 64% total pendapatan. Kemudian divisi dairy menyumbang 20%, divisi makanan ringan 7%, divisi minuman 5%. Adapun laba bersih ICBP tumbuh 5,44% (yoy) menjadi Rp 3,80 triliun sepanjang tahun lalu.

Direktur Utama INDF dan ICBP Anthoni Salim mengemukakan, tahun lalu memang jadi periode yang berat bagi sektor fast moving consumer goods (FMCG). "Kami berharap tahun ini lebih baik dan kami akan terus menyesuaikan strategi," tutur dia, dalam keterangan resmi yang dipublikasikan Selasa (20/3).

Analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji menilai, pelemahan daya beli sepanjang tahun lalu menghambat kinerja emiten sektor konsumer. Namun INDF dan ICBP masih bisa bertumbuh lantaran ditopang meningkatnya produksi CPO dan penjualan mi instan.

Pada tahun ini, kinerja ICBP masih ditopang segmen mi instan. "Produk mereka masih menguasai pasar mi instan di Indonesia," ujar Nafan.

Ekonomi Indonesia yang diprediksi tumbuh 5,4% diharapkan mendorong daya beli masyarakat, sehingga bisa mengerek permintaan produk INDF dan ICBP.

Nafan merekomendasikan buy saham INDF dan ICBP dengan target masing-masing Rp 8.975 dan Rp 9.275 per saham. Harga saham INDF dan ICBP kemarin masing-masing ditutup di level Rp 7.000 dan Rp 8.575 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×