kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,53   -6,82   -0.73%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja Sumber Tani Agung Resources (STAA) Melesat pada Tahun Lalu


Selasa, 05 April 2022 / 16:47 WIB
Kinerja Sumber Tani Agung Resources (STAA) Melesat pada Tahun Lalu
ILUSTRASI. Perkebunan kelapa sawit?PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA).


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten perkebunan dan pengolahan kelapa sawit PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA) membukukan pendapatan Rp 5,88 triliun sepanjang tahun 2021. Perolehan tersebut meningkat 39,9% dibanding realisasi pendapatan tahun 2020 yang sebesar Rp 4,2 triliun.

Sejalan dengan itu, laba kotor STAA melesat 98,2% year on year (yoy), dari Rp 1,15 triliun menjadi Rp 2,27 triliun. STAA juga mampu mencatatkan kenaikan laba usaha hingga 102,3% yoy, dari Rp 849 miliar menjadi Rp 1,72  triliun.

Pencapaian positif di atas turut membawa kenaikan pada bottom line STAA. Sepanjang 2021, STAA membukukan laba bersih Rp 1,24 triliun atau meningkat 147,8% yoy dari laba bersih 2020 yang sebesar Rp 500 miliar. 

Direktur Utama STAA Mosfly Ang menyampaikan, kinerja cemerlang selama tahun 2021 ini salah satunya didukung oleh meningkatnya kapasitas produksi STAA. Mengingat, ada satu pabrik tambahan yang mulai beroperasi pada bulan Agustus 2021.

Baca Juga: Blue Bird (BIRD) Yakin Bisa Raih Kinerja yang Lebih Baik pada Tahun 2022

Alhasil, kapasitas pabrik pengolahan kelapa sawit STAA meningkat menjadi 450MT per jam. Produksi tandan buah segar (TBS) dari kebun inti perusahaan pada 2021 juga naik 9% menjadi 878 ribu ton.

Lebih lanjut, Mosfly mengatakan, peningkatan kinerja juga didorong oleh tren harga crude palm oil (CPO) yang positif pada tahun 2021. Pada tahun lalu, STAA juga terus melakukan inisiatif-inisiatif untuk meningkatkan efisiensi, baik dari segi operasional maupun dari sisi struktur permodalan.

“Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan margin profitabilitas kami, terutama margin laba operasi dan margin laba bersih, dibandingkan dengan pencapaian tahun 2020,” ucap Mosfly.

Mosfly memprediksi, permintaan produk minyak sawit secara global diperkirakan tumbuh pada CAGR sebesar 11,6% dalam lima tahun ke depan. Hal tersebut akan turut membuat harga CPO cenderung meningkat.

Di dalam negeri, tren positif harga CPO juga didukung oleh adanya kebijakan pemerintah yang berupaya untuk mengurangi ketergantungan energi fosil dengan memproduksi green diesel D100 yang merupakan produk bahan bakar diesel yang seluruh komponennya berbasis CPO. 

Baca Juga: Sempat Merugi, SLJ Global (SULI) Kembali Meraup Laba di Tahun 2021

Mosfly memprediksi, total permintaan CPO akan melebihi jumlah produksi nasional sejalan dengan jumlah permintaan ekspor dan potensi permintaan domestik yang meningkat akibat D100.

Adapun total aset STAA per 31 Desember 2021 berhasil meningkat menjadi Rp 5,86 triliun dibandingkan dengan posisi akhir 2020 yang sebesar Rp 5,08 triliun. Total ekuitas STAA juga meningkat dari Rp 2,16 triliun menjadi Rp 3,09 triliun per 31 Desember 2021.

Di sisi lain, total liabilitas STAA berhasil turun menjadi Rp 2,76 triliun pada akhir 2021 dibandingkan dengan posisi akhir 2020 yang sebesar Rp 2,92 triliun. Hal ini disebabkan oleh pelunasan utang bank jangka pendek Rp 156 miliar di tahun sebelumnya dan penurunan utang bank jangka panjang STAA dari Rp 2,34 triliun menjadi Rp 2,12 triliun.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×