kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.764   -4,00   -0,03%
  • IDX 7.467   -12,81   -0,17%
  • KOMPAS100 1.154   -0,21   -0,02%
  • LQ45 915   1,11   0,12%
  • ISSI 226   -0,98   -0,43%
  • IDX30 472   1,27   0,27%
  • IDXHIDIV20 570   2,21   0,39%
  • IDX80 132   0,15   0,11%
  • IDXV30 140   1,01   0,73%
  • IDXQ30 157   0,31   0,20%

Kinerja Stablecoin Diperkirakan Masih Belum Pasti di Tahun 2023


Senin, 24 April 2023 / 11:26 WIB
Kinerja Stablecoin Diperkirakan Masih Belum Pasti di Tahun 2023
ILUSTRASI. Kinerja stablecoin USD Coin (USDC) dan USD Tether (USDT) diperkirakan masih belum pasti di tahun 2023.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja stablecoin USD Coin (USDC) dan USD Tether (USDT) diperkirakan masih belum pasti di tahun 2023, meskipun ada kemungkinan kenaikan suku bunga The Fed pada bulan depan.

Melansir Coinmarketcap, harga USDC dan USDT saat ini masih di kisaran USD 1. Harga USDT ada di level Rp 14.968 per satu koin, sementara harga USDC ada di level Rp 14.966 per satu koin.

Sebagai informasi, The Fed akan menggelar pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 2-3 Mei 2023 untuk membahas perihal suku bunga. Dalam rapat itu, The Fed diprediksi akan menaikkan suku bunga di kisaran sebesar 25 bps.

Baca Juga: Sempat Naik Pasca Upgrade, Ini Prospek Ethereum pada Tahun 2023

CEO Triv Gabriel Rey mengatakan, pasar melihat ada kemungkinan sebesar 87% bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga lagi pada bulan depan. “Kenaikan suku bunga itu tentu akan berpengaruh baik kepada kinerja USDC dan USDT,” kata Gabriel kepada Kontan.co.id, Selasa (18/4).

Meskipun begitu, Gabriel tetap menyarankan investor untuk tidak menyimpan stablecoin, baik USDC maupun USDT, untuk investasi di tahun ini.

Sebab, stablecoin diprediksi masih akan memiliki risiko besar di tahun 2023. Gabriel memaparkan, setidaknya ada 2 sentimen yang menyebabkan risiko USDC dan USDT masih besar di tahun ini.

Pertama, masih ada regulasi crackdown dari United States Securities and Exchange Commision (US SEC) mengenai stablecoin, sehingga masih belum pasti bagaimana kinerja pastinya di tahun ini. Kedua, risiko bank tempat di mana para issuer stablecoin ini menyimpan uang.

Baca Juga: Stablecoin Diprediksi Menguat Setelah Rapat The Fed di Bulan Mei

“Misalnya, issuer USDC yang kemarin terkena imbas keruntuhan Silicon Valley Bank (SVB) dan berdampak pada reserver USD mereka,” ungkap dia.

Oleh karena itu, meskipun The Fed kemungkinan besar akan menaikkan suku bunga pada bulan Mei, tetapi kinerja stablecoin masih tertekan akibat krisis perbankan di Amerika Serikat (AS).

Gabriel menyarankan, agar investor menyimpan uang mereka dalam bentuk mata uang fiat saja yang dibeli di bank lokal Indonesia.

“Sementara, jika ingin mengatur portofolio investasi kripto, investor tetap disarankan heavy position di bitcoin di tahun ini,” pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×