Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) di tahun ini diperkirakan akan stagnan. Adanya sejumlah tantangan membatasi prospek pertumbuhan kinerja perseroan.
Hal itu tercermin dari kinerja kuartal I yang kurang memuaskan. Hingga Maret 2024, pendapatan SMGR turun 6,26% secara tahunan (year on year/YoY) menjadi Rp 8,37 triliun dan laba bersih melorot 15,99% YoY menjadi Rp 471,81 miliar.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer mengatakan, salah satu sentimen yang mempengaruhi kinerja pada periode awal tahun ini karena adanya sedikit pelemahan pada sisi permintaan semen domestik. Hal itu disebabkan masih tinggi tingkat curah hujan di berbagai wilayah Indonesia.
"Selain itu kami nilai adanya faktor eksternal, seperti yakni meningkatnya skala konflik di Israel-Palestina dan Rusia-Ukraina," ujarnya kepada Kontan.
Baca Juga: PGAS Bagi Dividen US$ 222,43 Juta, Simak Rekomendasi Sahamnya
Menurut Khaer, jika perang besar terjadi maka akan berdampak kenaikan beragam harga energi dan komoditas. Hal tersebut akan mengganggu pertumbuhan ekonomi Indonesia dan dunia hingga berdampak pada kenaikan beban operasional khususnya pos distribusi.
Di sisi lain, tantangan terkait oversupply yang masih menjadi pekerjaan rumah PR di industri ini, serta adanya pemain baru yang membuat oversupply semakin meningkat dan akan menciptakan persaingan yang ketat dari sisi harga.
Meski begitu, secara umum ia melihat potensi penjualan semen masih cukup menarik di tahun 2024. Permintaan semen domestik diperkirakan masih akan meningkat sebesar 65,6 juta ton hingga akhir tahun.
Adapun pendorongnya dari proyek IKN, khususnya semen curah untuk keperluan pembangunan skala besar. Hal itu didukung peningkatan anggaran infrastruktur pemerintah tahun ini, kembalinya angka pertumbuhan ekonomi Indonesia ke era sebelum pandemi, serta angka inflasi yang terkontrol.