kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.587.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.370   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.155   47,14   0,66%
  • KOMPAS100 1.057   5,10   0,48%
  • LQ45 832   4,41   0,53%
  • ISSI 214   1,71   0,81%
  • IDX30 429   2,76   0,65%
  • IDXHIDIV20 512   2,62   0,51%
  • IDX80 121   0,63   0,53%
  • IDXV30 124   0,17   0,14%
  • IDXQ30 141   0,95   0,68%

Kinerja SIDO Terdampak Pelemahan Daya Beli, Cek Rekomendasi Analis


Jumat, 06 Desember 2024 / 05:10 WIB
Kinerja SIDO Terdampak Pelemahan Daya Beli, Cek Rekomendasi Analis
ILUSTRASI. Petugas menata produk dalam negeri berupa jamu dalam kemasan prduksi Sido Muncul saat Indonesia Brand Forum (IBF) di Jakarta, Rabu (20/5). Risiko daya beli yang melemah masih membayangi kinerja PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO).


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli

Penjualan produk Sido Muncul juga berpotensi lebih baik di kuartal keempat 2024 dan kuartal pertama 2025, menyusul musim hujan tahun ini agak datang terlambat yang biasanya terjadi pada akhir September. Curah hujan yang tinggi dapat meningkatkan permintaan produk herbal seperti Tolak Angin yang merupakan kontributor pendapatan tertinggi.

Selain itu, perayaan bulan puasa Ramadhan yang akan dilaksanakan pada Maret 2025, diyakini meningkatkan permintaan produk SIDO di awal tahun depan. Kinerja SIDO diperkirakan bisa bertumbuh, baik secara kuartalan maupun tahunan, pada kuartal I-2025.

‘’Kami pikir SIDO dapat berkinerja lebih baik pada kuartal IV-2024 dan kuartal I-2025 dengan manajemen biaya yang jauh lebih baik dari yang diharapkan,’’ ungkap Andre dalam riset 29 Oktober 2024.

Baca Juga: Emiten Ritel Ini Diproyeksi Bukukan Kinerja Apik di 2024, Cek Rekomendasi Analis

Secara keseluruhan, Andre mengharapkan laba bersih SIDO mencapai Rp1,33 triliun atau naik 14,9%yoy pada tahun 2025 karena penjualan yang lebih tinggi, dengan bauran produk dan manajemen biaya yang lebih baik. Sementara, risiko negatif yang perlu diantisipasi ialah daya beli yang lemah, biaya bahan baku yang lebih tinggi, serta persaingan yang lebih ketat.

Andre menyarankan Beli untuk SIDO dengan target harga sebesar Rp 760 per saham. Sedangkan, Natalia menurunkan peringkat rekomendasi SIDO menjadi HOLD dengan target harga Rp 640 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×