kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.783   12,00   0,08%
  • IDX 7.487   7,88   0,11%
  • KOMPAS100 1.159   4,22   0,37%
  • LQ45 919   5,86   0,64%
  • ISSI 226   -0,48   -0,21%
  • IDX30 474   3,57   0,76%
  • IDXHIDIV20 571   3,72   0,66%
  • IDX80 132   0,67   0,51%
  • IDXV30 140   1,16   0,83%
  • IDXQ30 158   0,67   0,43%

Kinerja Sektor Properti di Kuartal III Masih Dapat Sentimen Negatif Suku Bunga Tinggi


Kamis, 05 Oktober 2023 / 19:57 WIB
Kinerja Sektor Properti di Kuartal III Masih Dapat Sentimen Negatif Suku Bunga Tinggi
ILUSTRASI. Sektor properti di kuartal III 2023 mendapatkan sentimen negatif dari suku bunga tinggi.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor properti di kuartal III 2023 mendapatkan sentimen negatif dari suku bunga tinggi. Pada bulan September lalu, Federal Reserve menahan suku bunga acuan di 5,25%-5,5%. Namun, sinyal hawkish dari bank sentral Amerika Serikat (AS) ini masih tetap ada.

Kinerja IDX Sector Properties & Real Estate tercatat naik 1,25% secara year to date (YTD). Pergerakan kinerja indeks ini cukup volatil, bahkan sempat mencapai di bawah 1% pada akhir bulan September 2023.

Para emiten properti belum menyampaikan kinerja di kuartal III. Tetapi ada beberapa kinerja emiten yang bisa menjadi catatan saat ini.

PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) mencatatkan pendapatan pra penjualan alias marketing sales sekitar Rp 1 triliun hingga Agustus 2023. MTLA menargetkan marketing sales sebesar Rp 1,8 triliun di tahun 2023.

PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) menargetkan marketing sales sebesar Rp 5 triliun di tahun 2023. Namun, hingga semester I 2023, marketing sales SMRA masih tercatat Rp 1,6 triliun atau 32% dari total target keseluruhan.

Baca Juga: Menanti Kinerja Sektor Properti Selama Kuartal III 2023

Analis Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei mengatakan, ada beberapa sentimen positif pendorong kinerja emiten properti di tahun 2023 dan 2024.

Pertama, musim serah terima unit yang terjual di 2021. Kala itu, mayoritas developer properti mencatatkan rekor marketing sales tertinggi.

Kedua, meningkatnya recurring income, terutama dari mal dan hotel. Sebab, mobilitas masyarakat kembali normal dan kunjungan wisatawan asing yang terus meningkat.

“Suku bunga memang dapat menjadi tantangan karena memang mayoritas pembeli menggunakan KPR, sehingga nantinya perlu diperhatikan dampaknya,” tutur Jono.

Baca Juga: Kunjungan ke Mal Ramai, Bisnis Ritel di Jakarta Perlahan Pulih

Kinerja IDX Sector Properties & Real Estate, kata Jono, ditopang juga oleh adanya arus masuk investor asing yang signifikan ke saham-saham real estate, seperti CTRA, BSDE, dan PANI.

CTRA mendapatkan arus masuk dana asing lebih dari Rp 150 miliar,” ujar dia.

Kata Jono, emiten properti yang berpotensi berkinerja baik di semester II 2023 ini adalah CTRA dan SMRA. Untuk CTRA, hal itu disebabkan oleh serah terima unit.

“Angka marketing sales CTRA tertinggi di antara emiten properti lain, karena kehadirannya yang kuat di seluruh negeri,” papar dia.

Sementara, SMRA berkinerja bagus di semester II 2023 ini karena pendapatan dari mal yang kuat. “Angka pendapatan berulang yang kuat, terutama dari mal Summarecon, mengimbangi potensi pertumbuhan yang lebih lambat dari penjualan aset hunian,” ungkapnya.

Jono merekomendasikan beli untuk SMRA dan CTRA dengan target harga masing-masing Rp 820 dan Rp 1.350 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×