kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja Sektor Perbankan Tetap Membaik Meski Suku Bunga Naik


Senin, 21 Maret 2022 / 07:00 WIB
Kinerja Sektor Perbankan Tetap Membaik Meski Suku Bunga Naik


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aktivitas bisnis mulai berjalan kembali normal. Kinerja keuangan emiten sektor perbankan kompak positif di sepanjang tahun lalu. Meski di tahun ini ada sentimen kenaikan suku bunga, analis optimistis kinerja positif sektor perbankan akan terus berlanjut. 

Kinerja bank pelat merah tahun 2021 cukup menggembirakan setelah merosot tajam pada tahun sebelumnya akibat dari dampak awal pandemi Covid-19.Empat bank pelat merah membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 72,07 triliun. Keuntungan ini meningkat 78,6% dari perolehan laba pada tahun 2020 sebesar Rp 40,34 triliun. 

Pertumbuhan laba tertinggi dicatatkan oleh PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yakni melesat 232,2% secara year on year (yoy) menjadi Rp 10,89 triliun. 

Baca Juga: IHSG Berpotensi Menguji Lagi 7.000 Sepekan Mendatang

Sejumlah bank digital juga mulai mencatatkan perbaikan kinerja. Hal ini terlihat dari pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) dan penyaluran kredit bank digital. Seperti salah satunya, PT Bank Jago Tbk (ARTO) mencatatkan pertumbuhan kredit 491% yoy menjadi Rp 5,37 triliun pada 2021. DPK juga meningkat 357% yoy mencapai Rp 3,68 triliun, dan bank juga berhasil mengakhiri rugi berkepanjangan dengan mencetak laba Rp 86,02 miliar. 

PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) mengantongi laba Rp 196,86 miliar per Desember 2021. Laba meningkat signifikan dari realisasi tahun sebelumnya yakni sebesar Rp 37,01 miliar. 

Suria Darma, Kepala Riset Samuel Sekuritas menilai kinerja sektor perbankan di sepanjang 2021 tumbuh di atas ekspektasinya. Perbaikan ini terutama pada lima bank dengan aset terbesar. 

Sentimen utama yang mendorong kinerja sektor bank moncer adalah perbaikan ekonomi setelah pandemi Covid-19 mereda. Dengan begitu kredit modal kerja untuk sektor konsumer sudah tumbuh lebih tinggi sejak Oktober 2021. Selain itu, kredit investasi juga mulai tumbuh positif sejak November 2021. 

Baca Juga: Sejumlah Emiten LQ45 Melaporkan Kinerja Keuangan, Intip Rekomendasi Sahamnya

Andrey Wijaya Analis RHB Sekuritas memandang faktor yang membuat kinerja perbankan positif adalah perolehan pendapatan nonbunga lebih tinggi, margin bunga bersih atawa net interest margin (NIM) melebar, dan pertumbuhan pinjaman yang cepat setelah pelonggaran aktivitas. 

"NIM empat bank besar rata-rata melebar ke 5,6% di sepanjang tahun lalu, sementara bila dibandingkan sembilan bulan pertama 2021 di 5,5%," kata Andrey. 

Suria menilai kinerja sektor bank di sepanjang tahun ini akan tetap tumbuh positif meski ada sentimen kenaikan suku bunga acuan. "Dengan likuiditas yang sangat tinggi saat ini, kenaikan suku bunga belum terasa, apalagi sedang terjadi pemulihan dan kredit tumbuh semakin tinggi," kata Suria, Jumat (18/3). 

Baca Juga: Ekspansi Digital, Perbankan Siapkan Belanja Modal Besar

Senada, Andrey juga mengatakan pertumbuhan kredit sektor perbankan masih akan tumbuh tinggi meski ada kenaikan suku bunga. "Aktivitas bisnis yang kembali berjalan normal dan peningkatan belanja konsumen jadi penyokong kinerja sektor perbankan," kata Andrey. 

Andrey menilai PT Bank Negara Indonesia (BBNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) berpotensi mencatatkan pertumbuhan kredit yang lebih tinggi daripada bank lain. Andrey memproyeksikan pertumbuhan pinjaman BBNI naik 7%-10% di tahun ini. Sementara, pertumbuhan pinjaman BBRI berpotensi naik jadi 9%-11%. 

Sementara itu, biaya kredit bank besar di tahun ini berpotensi menurun. "Biaya kredit yang lebih rendah akan menjadi pendorong utama pertumbuhan pendapatan sektor perbankan di 2022," kata Andrey.

Baca Juga: Kebutuhan Uang Tunai di Bank Jelang Lebaran Diprediksi Turun, Ini Penyebabnya

Andrey memperkirakan non performing loan (NPL) akan lebih rendah karena kegiatan bisnis kembali berjalan dan meningkatkan kemampuan pembayaran utang. Tercatat kualitas aset meningkat dengan NPL bank besar rata-rata menurun ke 3,1% di Desember 2021 dari September 2021 yang sebesar 3,9%.  

Meski suku bunga berpotensi naik, Andrey optimistis emiten bank dapat mempertahankan atau sedikit meningkatkan NIM mereka. Selain itu, loan to deposit ratio (LDR) empat bank besar berada pada level yang sehat dan menunjukkan likuiditas yang cukup dengan rata-rata di 80,1% per akhir 2021. Sebagai perbandingan LDR di Desember 2020 di 83,6% dan LDR di 2019 di 90,6%.  

Andrey tetap merekomendasikan overweight pada sektor perbankan, dengan emiten yang dijagokan PT Bank Mandiri (BMRI), BBRI, BBTN, dan  PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten Tbk (BJBR). 

Sementara, Suria  memasang target harga Rp 5.300 untuk BBRI. Menurut Suria, target BBRI berpotensi naik karena masih berpotensi naik lebih kencang di tahun ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×